Elon Musk Berambisi Ciptakan Penerbangan Murah, Tekan Biaya hingga 99%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bos SpaceX Elon Musk ingin merevolusi penerbangan antariksa dengan cara menurunkan biaya peluncuran ke antariksa hampir 99 persen.
Pada 2010, Musk mengambil langkah pertama melalui peluncuran roket Falcon 9. Harga awal pesawat Falcon 9 dibanderol 61 juta dollar AS atau sekitar Rp952 miliar. Harga ini diklaim hanya menghabiskan 15% dari harga yang dibebankan untuk roket Delta IV Heavy seharga 400 juta dollar AS atau Rp6,2 triliun.
Pada 2018, menjelang peluncuran pertama Falcon 9 "Block 5" yang diperbarui, Musk berjanji untuk menurunkan biaya menjadi kurang dari 5 juta dollar AS atau senilai Rp78 miliar.
Kali ini SpaceX berjanji akan mengurangi biaya peluncuran antariksa sebesar 99%.
Pada 2022, SpaceX ternyata tidak menurunkan, tetapi justru menaikkan harga menjadi 67 juta dollar AS atau Rp 1,045 miliar. Bagaimana Musk berencana untuk membuat harga kembali menurun dan menyelesaikan langkahnya menuju pengurangan biaya 99%?
Konsep tersebut mulai diwujudkan melalui ide rancangan Starship SpaceX. Roket setinggi 121 meter ini mulai dipasang di atas booster tahap pertama Super Heavy SpaceX. Bentukannya menjadi roket terbesar yang pernah dibangun, dengan kapasitas muatan 5 hingga 10 kali lipat dari yang dapat dibawa oleh Falcon 9.
Jika Starship begitu besar dan begitu kuat, bagaimana mungkin itu menjadi 100 kali lebih murah dari roket yang ingin digantikannya?
Dalam laporan terbaru, Payload Research mencoba untuk menjawabnya. Mereka memecah biaya Starship menjadi bagian-bagian dan menjelaskan tidak hanya berapa biaya Starship untuk dibangun, tetapi juga berapa biaya yang mungkin diminta SpaceX untuk memberi petunjuk pada keuntungan yang mungkin diperoleh SpaceX.
Sebagai contoh, untuk menjadi kendaraan peluncuran yang layak, Starship memerlukan landasan peluncuran. Jadi hal pertama yang dibutuhkan SpaceX dengan membangun Starbase dan semua infrastruktur yang diperlukan untuk mendukungnya, termasuk menara peluncuran dan pendaratan Mechazilla yang sangat besar.
Pada 2010, Musk mengambil langkah pertama melalui peluncuran roket Falcon 9. Harga awal pesawat Falcon 9 dibanderol 61 juta dollar AS atau sekitar Rp952 miliar. Harga ini diklaim hanya menghabiskan 15% dari harga yang dibebankan untuk roket Delta IV Heavy seharga 400 juta dollar AS atau Rp6,2 triliun.
Pada 2018, menjelang peluncuran pertama Falcon 9 "Block 5" yang diperbarui, Musk berjanji untuk menurunkan biaya menjadi kurang dari 5 juta dollar AS atau senilai Rp78 miliar.
Kali ini SpaceX berjanji akan mengurangi biaya peluncuran antariksa sebesar 99%.
Pada 2022, SpaceX ternyata tidak menurunkan, tetapi justru menaikkan harga menjadi 67 juta dollar AS atau Rp 1,045 miliar. Bagaimana Musk berencana untuk membuat harga kembali menurun dan menyelesaikan langkahnya menuju pengurangan biaya 99%?
Konsep tersebut mulai diwujudkan melalui ide rancangan Starship SpaceX. Roket setinggi 121 meter ini mulai dipasang di atas booster tahap pertama Super Heavy SpaceX. Bentukannya menjadi roket terbesar yang pernah dibangun, dengan kapasitas muatan 5 hingga 10 kali lipat dari yang dapat dibawa oleh Falcon 9.
Jika Starship begitu besar dan begitu kuat, bagaimana mungkin itu menjadi 100 kali lebih murah dari roket yang ingin digantikannya?
Dalam laporan terbaru, Payload Research mencoba untuk menjawabnya. Mereka memecah biaya Starship menjadi bagian-bagian dan menjelaskan tidak hanya berapa biaya Starship untuk dibangun, tetapi juga berapa biaya yang mungkin diminta SpaceX untuk memberi petunjuk pada keuntungan yang mungkin diperoleh SpaceX.
Sebagai contoh, untuk menjadi kendaraan peluncuran yang layak, Starship memerlukan landasan peluncuran. Jadi hal pertama yang dibutuhkan SpaceX dengan membangun Starbase dan semua infrastruktur yang diperlukan untuk mendukungnya, termasuk menara peluncuran dan pendaratan Mechazilla yang sangat besar.