Cacing, Kutu, dan Mikroba Mematikan Ditemukan di Mumi Firaun
loading...
A
A
A
KAIRO - Dalam penelitian di Lembah Para Raja yang terkenal menunjukkan bahwa beberapa Mumi Firaun terjangkit penyakit malaria. Dari 16 mumi yang diuji, 4 di antaranya positif mengandung Plasmodium falciparum, mikroba penyebab penyakit malaria.
Salah satu mumi yang positif adalah Tutankhamun. Menariknya, Tutankhamun juga ditemukan terinfeksi dua jenis virus berbeda, meskipun kemungkinan besar penyebab kematiannya adalah kecelakaan kereta, bukan malaria.
Menurut Piers D. Mitchell dari Universitas Cambridge, 49 dari 221 mumi Mesir yang dianalisis untuk penyakit malaria dinyatakan positif.
“Oleh karena itu, kami memperkirakan malaria akan berdampak besar pada kematian anak-anak dan melemahkan anemia pada semua populasi kuno di sepanjang Sungai Nil.”
Faktanya, 92 persen mumi yang terinfeksi malaria menunjukkan tulang keropos dan tanda-tanda anemia lainnya, yang ditandai dengan berkurangnya jumlah sel darah merah atau berkurangnya kadar hemoglobin.
“Beban penyakit seperti itu pasti mempunyai konsekuensi besar terhadap stamina fisik dan produktivitas sebagian besar tenaga kerja,” tulis Mitchell.
Penemuan ini memberikan informasi penting tentang kesehatan dan penyakit di Mesir Kuno. Malaria tampaknya cukup umum pada masa itu, bahkan menyerang Firaun. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius selama berabad-abad.
Penemuan virus pada Tutankhamun juga menarik. Hal ini menunjukkan bahwa ia mungkin menderita beberapa penyakit sekaligus, yang mungkin melemahkannya dan membuatnya lebih rentan terhadap kecelakaan fatal.
Penelitian tentang mumi firaun terus memberikan informasi baru tentang kehidupan dan kematian di Mesir Kuno.
Penelitian ini membantu kita memahami kesehatan, penyakit, dan gaya hidup masyarakat Mesir Kuno, dan memberikan wawasan tentang sejarah dan budaya mereka
Salah satu mumi yang positif adalah Tutankhamun. Menariknya, Tutankhamun juga ditemukan terinfeksi dua jenis virus berbeda, meskipun kemungkinan besar penyebab kematiannya adalah kecelakaan kereta, bukan malaria.
Menurut Piers D. Mitchell dari Universitas Cambridge, 49 dari 221 mumi Mesir yang dianalisis untuk penyakit malaria dinyatakan positif.
“Oleh karena itu, kami memperkirakan malaria akan berdampak besar pada kematian anak-anak dan melemahkan anemia pada semua populasi kuno di sepanjang Sungai Nil.”
Faktanya, 92 persen mumi yang terinfeksi malaria menunjukkan tulang keropos dan tanda-tanda anemia lainnya, yang ditandai dengan berkurangnya jumlah sel darah merah atau berkurangnya kadar hemoglobin.
“Beban penyakit seperti itu pasti mempunyai konsekuensi besar terhadap stamina fisik dan produktivitas sebagian besar tenaga kerja,” tulis Mitchell.
Penemuan ini memberikan informasi penting tentang kesehatan dan penyakit di Mesir Kuno. Malaria tampaknya cukup umum pada masa itu, bahkan menyerang Firaun. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius selama berabad-abad.
Penemuan virus pada Tutankhamun juga menarik. Hal ini menunjukkan bahwa ia mungkin menderita beberapa penyakit sekaligus, yang mungkin melemahkannya dan membuatnya lebih rentan terhadap kecelakaan fatal.
Penelitian tentang mumi firaun terus memberikan informasi baru tentang kehidupan dan kematian di Mesir Kuno.
Penelitian ini membantu kita memahami kesehatan, penyakit, dan gaya hidup masyarakat Mesir Kuno, dan memberikan wawasan tentang sejarah dan budaya mereka
(wbs)