Fosil Lumba-Lumba Raksasa Ditemukan di Amazon, Ungkap Evolusi Luar Biasa

Kamis, 21 Maret 2024 - 07:36 WIB
loading...
Fosil Lumba-Lumba Raksasa...
Pebanista yacuruna hidup 16 juta tahun lalu dengan panjang mencapai 3,5 meter. (Foto: Interesting Engineering)
A A A
JAKARTA - Para peneliti Universitas Zurich menemukan fosil spesies lumba-lumba air tawar raksasa di wilayah Amazon, Peru. Spesies ini, Pebanista yacuruna, hidup 16 juta tahun lalu dengan ukuran mencapai panjang 3,5 meter.

Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi lumba-lumba dan bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Pebanista yacuruna termasuk dalam kelompok Platanistoidea, yang sebagian besar hidup antara 24 dan 16 juta tahun lalu. Para peneliti menduga nenek moyang spesies ini bermigrasi ke ekosistem air tawar proto-Amazonia, yang kaya akan mangsa.

"16 juta tahun lalu, Amazon Peru terlihat sangat berbeda. Sebagian besar dataran Amazon ditutupi oleh sistem danau dan rawa besar yang disebut Pebas," kata Dr. Aldo Benites-Palomino, penulis utama studi ini dari Departemen Paleontologi UZH dilansir dari Interesting Engineering, Kamis (21/3/2024).

Di habitat air tawar barunya, Pebanista berevolusi untuk berkembang. "Nenek moyang laut ini kemudian berevolusi untuk berkembang di habitat air tawar baru mereka," kata Dr. Benites-Palomino.



Namun, kisah Pebanista tidak berakhir bahagia. Sekitar 10 juta tahun lalu, sistem Pebas berubah menjadi Amazon modern. Habitat Pebanista menyusut dan mangsanya menghilang, yang pada akhirnya menyebabkan kepunahan spesies ini.

Meskipun Pebanista telah punah, penemuan ini memberikan petunjuk penting tentang evolusi lumba-lumba air tawar. Sepupu terdekat Pebanista yang masih hidup adalah lumba-lumba sungai Asia Selatan, menunjukkan hubungan evolusi yang tak terduga.



Kedua spesies ini memiliki ciri khas puncak wajah yang berkembang, yang merupakan formasi tulang khusus yang memungkinkan mereka menggunakan ekolokasi untuk bernavigasi dan berburu dalam air yang keruh.

"Lumba-lumba sungai termasuk di antara cetacea modern paling langka," kata Dr. Gabriel Aguirre-Fernández, peneliti UZH. "Mayoritas spesies yang ada diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah."

Penemuan Pebanista yacuruna tidak hanya menambah pengetahuan tentang evolusi lumba-lumba , tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya melindungi spesies yang masih hidup di habitat yang rapuh.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1874 seconds (0.1#10.140)