Dampak Perubahan Iklim, Negara-Negara Akan Merekayasa Iklim Global

Minggu, 07 April 2024 - 19:25 WIB
loading...
Dampak Perubahan Iklim, Negara-Negara Akan Merekayasa Iklim Global
Dampak Perubahan Iklim. FOTO/ DAILY
A A A
NEW YORK - Perjanjian Paris yang bersejarah melahirkan mantra dari negara-negara berkembang: "1,5 untuk tetap hidup."


Seperti dilansir dari Science Alert, Minggu (7/4/2024), ini mengacu pada tujuan internasional untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius (2,8 Fahrenheit) dibandingkan dengan masa pra-industri.

Namun, dunia kemungkinan akan melewati ambang batas tersebut dalam satu dekade, dan pemanasan global tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Bencana alam dahsyat telah melanda dunia seiring dengan kenaikan suhu. Rekor panas terus dipecahkan.

Musim kebakaran hutan semakin ekstrem. Kekuatan badai semakin meningkat. Kenaikan permukaan laut perlahan menenggelamkan negara-negara kepulauan kecil dan wilayah pesisir.

Satu-satunya metode yang diketahui mampu menahan kenaikan suhu ini dengan cepat adalah rekayasa iklim. (Kadang-kadang disebut geoengineering, metode pengurangan sinar matahari, atau intervensi iklim matahari.) Ini adalah serangkaian tindakan yang diusulkan untuk mengubah iklim secara sengaja.

Tindakan ini termasuk meniru efek pendinginan letusan gunung berapi besar dengan menempatkan sejumlah besar partikel reflektif di atmosfer, atau membuat awan rendah di atas lautan menjadi lebih terang. Kedua strategi tersebut akan memantulkan sedikit sinar matahari kembali ke luar angkasa untuk mendinginkan planet.

Namun, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai dampak perubahan iklim yang disengaja, dan tidak ada konsensus mengenai apakah mencari tahu hal tersebut merupakan ide yang baik.

Rekayasa iklim dapat memiliki efek samping yang tidak terduga dan berpotensi berbahaya bagi planet ini.

Negara-negara kaya mungkin menggunakan rekayasa iklim untuk menghindari tanggung jawab mereka atas emisi gas rumah kaca, dan negara-negara miskin akan menanggung akibatnya.

Intervensi iklim yang disengaja dapat menjadi bumerang dan menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah.

Rekayasa iklim adalah solusi yang berisiko tinggi dengan potensi manfaat yang besar. Keputusan untuk mengejarnya harus dibuat dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan semua konsekuensi yang mungkin terjadi.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0852 seconds (0.1#10.140)