Seperti Tertulis dalam Al Quran, Riset Pastikan Matahari Akan Hancurkan Bumi
loading...
A
A
A
NEW YORK - Di dalam Al Quran dijelaskan keadaan Matahari pada hari Kiamat akan dilipat dan digulung. Hal ini sesuai dengan hasil riset ilmuwan bahwa Matahari akan menghancurkan Bumi
"Apabila matahari digulung," (QS At-Takwir Ayat 1), Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar dalam Zubdah al-Tafsir menjelaskan,Matahari dijadikan seperti bentuk bola yang bulat, dilipatkan atau dililitkan kemudian dihimpunkan dan dilemparkan dengannya (matahari).
Sebuah studi baru tentang bintang katai putih menunjukkan bahwa meskipun Bumi mungkin selamat dari fase raksasa merah Matahari, planet kita masih berisiko dihancurkan di masa depan.
Matahari, meskipun mengalami semburan megaflare sesekali, adalah bintang yang relatif stabil. Stabilitas ini lah yang memungkinkan kehidupan berkembang di Bumi. Namun, seperti semua bintang seukurannya, Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah dan kemudian runtuh menjadi katai putih.
Fase raksasa merah akan mengeluarkan panas yang jauh lebih besar dibandingkan saat ini, sehingga Bumi tidak akan lagi layak huni. Umat manusia harus menemukan planet lain jauh sebelum fase ini terjadi, jika ingin spesies kita tetap hidup.
Meskipun Bumi tidak akan mampu mendukung kehidupan di masa depan, masih ada perdebatan mengenai apakah planet itu sendiri akan hancur. Kemungkinan besar Merkurius dan Venus akan ditelan oleh Matahari yang membesar, namun nasib Bumi masih belum pasti.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun Bumi berhasil melewati fase raksasa merah, bahaya belum berakhir. Katai putih, atau bintang mati, memiliki risikonya sendiri.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Boris Gaensicke dari Universitas Warwick, Inggris, dan Dr Amornrat Aungwerijwit dari Universitas Naresuan, Thailand, telah mengamati tiga katai putih selama bertahun-tahun. Mereka menemukan bahwa kecerahan setiap bintang berubah-ubah, yang dikaitkan dengan objek yang ditelan oleh bintang tersebut. Proses ini melepaskan semburan debu ke luar angkasa.
Meskipun katai putih memiliki massa yang lebih kecil dibandingkan bintang pendahulunya, mereka jauh lebih padat. Hal ini menyebabkan gravitasi yang sangat kuat di sekitarnya.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ketika asteroid, bulan, dan planet mendekati katai putih, gravitasi besar dari bintang-bintang ini merobek benda-benda planet kecil ini menjadi potongan-potongan yang semakin kecil," kata Aungwerijwit seperti dilansir dari Science Alert.
Para peneliti percaya bahwa Matahari, ketika menjadi katai putih, akan memiliki massa sekitar 54 persen dari massa Matahari saat ini. Dengan gravitasi yang kuat dan tarikan konstan dari planet-planet di sekitarnya, ada kemungkinan bahwa Matahari akan menelan sisa-sisa planetnya, termasuk Bumi.
Meskipun peristiwa ini masih jauh di masa depan, penelitian ini menunjukkan bahwa akhir dari Matahari akan menjadi proses yang dramatis dan berbahaya bagi planet-planet di sekitarnya.
"Apabila matahari digulung," (QS At-Takwir Ayat 1), Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar dalam Zubdah al-Tafsir menjelaskan,Matahari dijadikan seperti bentuk bola yang bulat, dilipatkan atau dililitkan kemudian dihimpunkan dan dilemparkan dengannya (matahari).
Sebuah studi baru tentang bintang katai putih menunjukkan bahwa meskipun Bumi mungkin selamat dari fase raksasa merah Matahari, planet kita masih berisiko dihancurkan di masa depan.
Matahari, meskipun mengalami semburan megaflare sesekali, adalah bintang yang relatif stabil. Stabilitas ini lah yang memungkinkan kehidupan berkembang di Bumi. Namun, seperti semua bintang seukurannya, Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah dan kemudian runtuh menjadi katai putih.
Fase raksasa merah akan mengeluarkan panas yang jauh lebih besar dibandingkan saat ini, sehingga Bumi tidak akan lagi layak huni. Umat manusia harus menemukan planet lain jauh sebelum fase ini terjadi, jika ingin spesies kita tetap hidup.
Meskipun Bumi tidak akan mampu mendukung kehidupan di masa depan, masih ada perdebatan mengenai apakah planet itu sendiri akan hancur. Kemungkinan besar Merkurius dan Venus akan ditelan oleh Matahari yang membesar, namun nasib Bumi masih belum pasti.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun Bumi berhasil melewati fase raksasa merah, bahaya belum berakhir. Katai putih, atau bintang mati, memiliki risikonya sendiri.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Boris Gaensicke dari Universitas Warwick, Inggris, dan Dr Amornrat Aungwerijwit dari Universitas Naresuan, Thailand, telah mengamati tiga katai putih selama bertahun-tahun. Mereka menemukan bahwa kecerahan setiap bintang berubah-ubah, yang dikaitkan dengan objek yang ditelan oleh bintang tersebut. Proses ini melepaskan semburan debu ke luar angkasa.
Meskipun katai putih memiliki massa yang lebih kecil dibandingkan bintang pendahulunya, mereka jauh lebih padat. Hal ini menyebabkan gravitasi yang sangat kuat di sekitarnya.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ketika asteroid, bulan, dan planet mendekati katai putih, gravitasi besar dari bintang-bintang ini merobek benda-benda planet kecil ini menjadi potongan-potongan yang semakin kecil," kata Aungwerijwit seperti dilansir dari Science Alert.
Para peneliti percaya bahwa Matahari, ketika menjadi katai putih, akan memiliki massa sekitar 54 persen dari massa Matahari saat ini. Dengan gravitasi yang kuat dan tarikan konstan dari planet-planet di sekitarnya, ada kemungkinan bahwa Matahari akan menelan sisa-sisa planetnya, termasuk Bumi.
Meskipun peristiwa ini masih jauh di masa depan, penelitian ini menunjukkan bahwa akhir dari Matahari akan menjadi proses yang dramatis dan berbahaya bagi planet-planet di sekitarnya.
(wbs)