Satelit Rusia Nyaris Tabrak Satelit NASA
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan satelit Rusia nyaris menabrak satelit milik NASA dalam insiden yang mengejutkan, beberapa waktu lalu.
Deputi administrator NASA Pam Melroy mengatakan pihaknya syok dengan insiden pada 28 Februari 2024 itu lantaran kedua satelit tidak bisa dikendalikan.
"Itu sangat mengejutkan bagi semua kami di NASA. Keduanya tidak dapat manuver, diperkirakan akan berpapasan dalam jarak dekat. Kami baru-baru ini mengetahui bahwa jarak tersebut ternyata kurang dari 10 meter, lebih dekat dari jarak saya ke barisan depan," katanya dilansir dari Telegraph, Jumat (12/4/2024).
Informasi ini disampaikan Melroy dalam Simposium Luar Angkasa Space Foundation di Colorado.
Melroy menambahkan, peristiwa ini terjadi ketika satelit mata-mata Rusia yang sudah tidak beroperasi, Cosmos 2221, melayang terlalu dekat dengan satelit Timed (Thermosphere Ionosphere Mesosphere Energetics and Dynamics) milik NASA, yang memantau atmosfer Bumi.
Melroy mengatakan jika kedua satelit bertabrakan, maka akan tercipta ribuan pecahan puing yang melesat cepat di sekitar Bumi. Dia memperingatkan hal ini bisa menjadi masalah besar.
"Jika kedua satelit itu bertabrakan, kita akan melihat terciptanya puing-puing, pecahan kecil yang bergerak dengan kecepatan 16.000 kilometer per jam, yang bisa berlubang ke pesawat ruang angkasa lain dan berpotensi membahayakan nyawa manusia," ujarnya.
Pada Selasa kemarin, NASA meluncurkan Strategi Keberlangsungan Luar Angkasa, yang bertujuan untuk memetakan dan memantau satelit dan puing-puing dengan lebih baik serta menjaga orbit sebersih mungkin.
Saat ini ada lebih dari 10.000 satelit yang mengorbit Bumi, meningkat empat kali lipat sejak 2019 dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat pesat.
Deputi administrator NASA Pam Melroy mengatakan pihaknya syok dengan insiden pada 28 Februari 2024 itu lantaran kedua satelit tidak bisa dikendalikan.
"Itu sangat mengejutkan bagi semua kami di NASA. Keduanya tidak dapat manuver, diperkirakan akan berpapasan dalam jarak dekat. Kami baru-baru ini mengetahui bahwa jarak tersebut ternyata kurang dari 10 meter, lebih dekat dari jarak saya ke barisan depan," katanya dilansir dari Telegraph, Jumat (12/4/2024).
Informasi ini disampaikan Melroy dalam Simposium Luar Angkasa Space Foundation di Colorado.
Melroy menambahkan, peristiwa ini terjadi ketika satelit mata-mata Rusia yang sudah tidak beroperasi, Cosmos 2221, melayang terlalu dekat dengan satelit Timed (Thermosphere Ionosphere Mesosphere Energetics and Dynamics) milik NASA, yang memantau atmosfer Bumi.
Melroy mengatakan jika kedua satelit bertabrakan, maka akan tercipta ribuan pecahan puing yang melesat cepat di sekitar Bumi. Dia memperingatkan hal ini bisa menjadi masalah besar.
"Jika kedua satelit itu bertabrakan, kita akan melihat terciptanya puing-puing, pecahan kecil yang bergerak dengan kecepatan 16.000 kilometer per jam, yang bisa berlubang ke pesawat ruang angkasa lain dan berpotensi membahayakan nyawa manusia," ujarnya.
Pada Selasa kemarin, NASA meluncurkan Strategi Keberlangsungan Luar Angkasa, yang bertujuan untuk memetakan dan memantau satelit dan puing-puing dengan lebih baik serta menjaga orbit sebersih mungkin.
Saat ini ada lebih dari 10.000 satelit yang mengorbit Bumi, meningkat empat kali lipat sejak 2019 dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat pesat.