Angin di Luar Angkasa Tenyata Mirip dengan di Bumi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah penelitian baru yang menarik menemukan bahwa arus di tepi luar angkasa, tepatnya di termosfer, menunjukkan kemiripan yang mengejutkan dengan angin yang berputar di dekat permukaan Bumi.
BACA JUGA - Stasiun Luar Angkasa Internasional Rusak Terkena Puing Luar Angkasa
Seperti dilansir dari Science Alert, hal ini menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi yang menghubungkan kedua sistem yang tampaknya berbeda ini.
Penemuan ini, yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Rostock di Jerman dan Universitas Kyushu di Jepang, dapat memberikan wawasan baru yang penting untuk memahami sistem lingkungan di seluruh planet kita. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan prediksi cuaca, baik di Bumi maupun di luar angkasa.
Penting untuk dicatat bahwa ketika kita berbicara tentang "luar angkasa" dalam konteks ini, yang dimaksudkan adalah termosfer, bukan ruang angkasa antarbintang yang luas. Termosfer terletak sekitar 80 hingga 550 kilometer (50 hingga 342 mil) di atas permukaan laut. Ini adalah rumah bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional dan sebagian besar satelit, dan juga tempat aurora terbentuk.
Lapisan gas yang tipis ini berada di atas atmosfer bawah Bumi, yang terdiri dari troposfer (dari permukaan hingga sekitar 12 kilometer atau 7,5 mil) dan stratosfer (lapisan antara troposfer dan termosfer).
Kemiripan antara angin di termosfer dan Bumi menunjukkan bahwa kekuatan yang sama mungkin berperan dalam kedua sistem.
Para ilmuwan menduga bahwa rotasi Bumi dan medan magnetnya mungkin memainkan peran penting dalam menghubungkan kedua wilayah tersebut.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami hubungan ini, tetapi penemuan ini menandakan langkah maju yang signifikan dalam pemahaman kita tentang atmosfer Bumi dan interaksinya dengan ruang angkasa.
Temuan ini memiliki implikasi yang luas untuk berbagai bidang, termasuk meteorologi, fisika ruang angkasa, dan bahkan eksplorasi ruang angkasa.
Dengan mempelajari lebih lanjut tentang angin di termosfer, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk memprediksi cuaca luar angkasa, melindungi satelit dari kerusakan, dan bahkan mengembangkan teknologi baru untuk perjalanan ruang angkasa.
BACA JUGA - Stasiun Luar Angkasa Internasional Rusak Terkena Puing Luar Angkasa
Seperti dilansir dari Science Alert, hal ini menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi yang menghubungkan kedua sistem yang tampaknya berbeda ini.
Penemuan ini, yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Rostock di Jerman dan Universitas Kyushu di Jepang, dapat memberikan wawasan baru yang penting untuk memahami sistem lingkungan di seluruh planet kita. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan prediksi cuaca, baik di Bumi maupun di luar angkasa.
Penting untuk dicatat bahwa ketika kita berbicara tentang "luar angkasa" dalam konteks ini, yang dimaksudkan adalah termosfer, bukan ruang angkasa antarbintang yang luas. Termosfer terletak sekitar 80 hingga 550 kilometer (50 hingga 342 mil) di atas permukaan laut. Ini adalah rumah bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional dan sebagian besar satelit, dan juga tempat aurora terbentuk.
Lapisan gas yang tipis ini berada di atas atmosfer bawah Bumi, yang terdiri dari troposfer (dari permukaan hingga sekitar 12 kilometer atau 7,5 mil) dan stratosfer (lapisan antara troposfer dan termosfer).
Kemiripan antara angin di termosfer dan Bumi menunjukkan bahwa kekuatan yang sama mungkin berperan dalam kedua sistem.
Para ilmuwan menduga bahwa rotasi Bumi dan medan magnetnya mungkin memainkan peran penting dalam menghubungkan kedua wilayah tersebut.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami hubungan ini, tetapi penemuan ini menandakan langkah maju yang signifikan dalam pemahaman kita tentang atmosfer Bumi dan interaksinya dengan ruang angkasa.
Temuan ini memiliki implikasi yang luas untuk berbagai bidang, termasuk meteorologi, fisika ruang angkasa, dan bahkan eksplorasi ruang angkasa.
Dengan mempelajari lebih lanjut tentang angin di termosfer, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk memprediksi cuaca luar angkasa, melindungi satelit dari kerusakan, dan bahkan mengembangkan teknologi baru untuk perjalanan ruang angkasa.
(wbs)