Arkeolog Klaim Lesbian Salah Satu Bagian Budaya Mesir Kuno
loading...
A
A
A
KAIRO - Klaim seorang arkeolog di TikTok bahwa Mesir Kuno menerima hubungan lesbian berdasarkan teks dan artefak kuno telah menarik perhatian banyak orang.
Jen Cullison, yang dikenal sebagai Jen the Archaeologist di platform tersebut, menunjukkan bagian dari salinan "'Book of Dead'i" tahun 970 SM dan kutipan dari "Buku Impian" tahun 1350 SM sebagai bukti atas pernyataannya.
Seperti dlansir dari Daily Start, Cullison menunjuk pada bagian di mana seorang wanita menulis tentang tidak pernah berhubungan dengan wanita "di dalam kuil."
Dia menafsirkan ini sebagai kemungkinan bahwa wanita tersebut memiliki hubungan dengan wanita lain di luar pengaturan suci kuil, menunjukkan penerimaan terhadap hubungan sesama jenis pada saat itu.
Meskipun interpretasi Cullison menarik, penting untuk mempertimbangkan konteks budaya dan sejarah Mesir Kuno dengan cermat.
Teks-teks kuno seringkali terbuka untuk interpretasi yang berbeda, dan tanpa pemahaman yang lebih luas tentang norma dan praktik sosial saat itu, sulit untuk secara pasti menyimpulkan sikap terhadap hubungan sesama jenis.
Penting juga untuk dicatat bahwa Mesir Kuno adalah masyarakat yang kompleks dan beragam, dengan berbagai pandangan dan nilai.
Kemungkinan besar pengalaman individu terhadap seksualitas dan gender bervariasi.
Meskipun demikian, penemuan Cullison menawarkan wawasan sekilas tentang kemungkinan adanya hubungan sesama jenis yang diterima di Mesir Kuno.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami realitas seksualitas dan gender dalam masyarakat kuno ini.
Jen Cullison, yang dikenal sebagai Jen the Archaeologist di platform tersebut, menunjukkan bagian dari salinan "'Book of Dead'i" tahun 970 SM dan kutipan dari "Buku Impian" tahun 1350 SM sebagai bukti atas pernyataannya.
Seperti dlansir dari Daily Start, Cullison menunjuk pada bagian di mana seorang wanita menulis tentang tidak pernah berhubungan dengan wanita "di dalam kuil."
Dia menafsirkan ini sebagai kemungkinan bahwa wanita tersebut memiliki hubungan dengan wanita lain di luar pengaturan suci kuil, menunjukkan penerimaan terhadap hubungan sesama jenis pada saat itu.
Meskipun interpretasi Cullison menarik, penting untuk mempertimbangkan konteks budaya dan sejarah Mesir Kuno dengan cermat.
Teks-teks kuno seringkali terbuka untuk interpretasi yang berbeda, dan tanpa pemahaman yang lebih luas tentang norma dan praktik sosial saat itu, sulit untuk secara pasti menyimpulkan sikap terhadap hubungan sesama jenis.
Penting juga untuk dicatat bahwa Mesir Kuno adalah masyarakat yang kompleks dan beragam, dengan berbagai pandangan dan nilai.
Kemungkinan besar pengalaman individu terhadap seksualitas dan gender bervariasi.
Meskipun demikian, penemuan Cullison menawarkan wawasan sekilas tentang kemungkinan adanya hubungan sesama jenis yang diterima di Mesir Kuno.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami realitas seksualitas dan gender dalam masyarakat kuno ini.
(wbs)