Kondisi Bumi 250 Juta Tahun Lagi Sangat Mencekam, Ini Buktinya
loading...
A
A
A
BERLIN - Bumi telah melalui transformasi luar biasa selama 4,5 miliar tahun keberadaannya. Dari bola magma cair yang berputar, mendingin menjadi lempeng tektonik, hingga dihiasi benua super dan keanekaragaman hayati yang kaya.
Namun, meskipun masih muda dalam skala kosmik, dengan sepertiga usianya baru terlewati, Bumi tampaknya tidak akan memberikan masa depan yang cerah bagi manusia.
Penelitian terbaru yang menggunakan simulasi superkomputer untuk memprediksi iklim selama 250 juta tahun ke depan, menunjukkan skenario yang mencekam.
Bumi di masa depan akan kembali didominasi oleh benua super, dan sayangnya, kondisi ini diprediksi tidak dapat dihuni oleh mamalia, termasuk manusia.
"Masa depan tampak sangat suram," kata Alexander Farnsworth, Peneliti Senior di Cabot Institute for the Environment di Universitas Bristol dan penulis utama studi tersebut.
"Tingkat karbon dioksida bisa dua kali lipat dari saat ini," jelasnya.
Dia menambahkan, "Matahari juga diperkirakan akan memancarkan radiasi sekitar 2,5 persen lebih banyak. Ditambah dengan benua super yang akan terbentuk di daerah tropis yang panas dan lembap, sebagian besar planet ini kemungkinan akan mengalami suhu antara 40 hingga 70 °C (104 hingga 158 °F)."
Skenario ini menghadirkan gambaran yang mengerikan tentang Bumi di masa depan, di mana manusia dan mamalia lainnya kemungkinan besar tidak akan mampu bertahan hidup. Peningkatan drastis suhu global, dikombinasikan dengan kondisi ekstrem yang diciptakan oleh benua super, membuat kelangsungan hidup menjadi mustahil.
Penelitian ini menjadi pengingat keras tentang dampak aktivitas manusia terhadap planet ini. Emisi gas rumah kaca yang terus meningkat mendorong Bumi ke arah masa depan yang tidak ramah kehidupan.
Mengubah arah dan mengurangi emisi karbon secara drastis menjadi satu-satunya harapan untuk mencegah skenario bencana ini menjadi kenyataan.
Masa depan Bumi masih belum pasti, tetapi penelitian ini memberikan gambaran yang jelas tentang konsekuensi mengerikan yang dapat ditimbulkan oleh kelambanan kita dalam mengatasi perubahan iklim.
Namun, meskipun masih muda dalam skala kosmik, dengan sepertiga usianya baru terlewati, Bumi tampaknya tidak akan memberikan masa depan yang cerah bagi manusia.
Penelitian terbaru yang menggunakan simulasi superkomputer untuk memprediksi iklim selama 250 juta tahun ke depan, menunjukkan skenario yang mencekam.
Bumi di masa depan akan kembali didominasi oleh benua super, dan sayangnya, kondisi ini diprediksi tidak dapat dihuni oleh mamalia, termasuk manusia.
"Masa depan tampak sangat suram," kata Alexander Farnsworth, Peneliti Senior di Cabot Institute for the Environment di Universitas Bristol dan penulis utama studi tersebut.
"Tingkat karbon dioksida bisa dua kali lipat dari saat ini," jelasnya.
Dia menambahkan, "Matahari juga diperkirakan akan memancarkan radiasi sekitar 2,5 persen lebih banyak. Ditambah dengan benua super yang akan terbentuk di daerah tropis yang panas dan lembap, sebagian besar planet ini kemungkinan akan mengalami suhu antara 40 hingga 70 °C (104 hingga 158 °F)."
Skenario ini menghadirkan gambaran yang mengerikan tentang Bumi di masa depan, di mana manusia dan mamalia lainnya kemungkinan besar tidak akan mampu bertahan hidup. Peningkatan drastis suhu global, dikombinasikan dengan kondisi ekstrem yang diciptakan oleh benua super, membuat kelangsungan hidup menjadi mustahil.
Penelitian ini menjadi pengingat keras tentang dampak aktivitas manusia terhadap planet ini. Emisi gas rumah kaca yang terus meningkat mendorong Bumi ke arah masa depan yang tidak ramah kehidupan.
Mengubah arah dan mengurangi emisi karbon secara drastis menjadi satu-satunya harapan untuk mencegah skenario bencana ini menjadi kenyataan.
Masa depan Bumi masih belum pasti, tetapi penelitian ini memberikan gambaran yang jelas tentang konsekuensi mengerikan yang dapat ditimbulkan oleh kelambanan kita dalam mengatasi perubahan iklim.
(wbs)