Mengapa Burung Tropis Berwarna-warni? Simak Penjelasan Ilmiahnya

Minggu, 28 Juli 2024 - 19:00 WIB
loading...
Mengapa Burung Tropis...
Burung-burung di wilayah tropis seperti Indonesia memiliki bulu warna-warni yang memikat. Foto/Field Museum
A A A
JAKARTA - Burung -burung di wilayah tropis seperti Indonesia memiliki bulu warna-warni yang memikat. Beda halnya dengan kerabatnya di wilayah beriklim lain.

Faktanya jika kita menjelajahi daerah yang semakin jauh dari Khatulistiwa, kebanyakan burung yang ada berbulu polos . Sebalinya, semakin dekat dengan daerah tropis, semakin banyak burung berwarna-warni yang akan terlihat.

Fenomena ini ternyata menarik para ilmuwan untuk melakukan riset guna menemukan jawabannya. Dilansir dari Knowridge, sebuah penelitian terbaru dalam jurnal Nature Ecology and Evolution menawarkan beberapa jawaban. Para ilmuwan membangun database dari 9.409 spesies burung untuk mempelajari bagaimana warna burung menyebar di seluruh dunia.

Mereka menemukan bulu-bulu berwarna-warni yang berkilauan muncul 415 kali di berbagai spesies burung, seringkali dimulai di luar daerah tropis. Menariknya, mereka juga menemukan nenek moyang dari semua burung modern kemungkinan memiliki bulu yang berkilauan.

Chad Eliason, seorang peneliti di Field Museum di Chicago dan penulis utama studi ini, menjelaskan para ilmuwan telah lama berpikir ada lebih banyak spesies burung berwarna-warni di daerah tropis. "Kami ingin mengetahui bagaimana warna-warna cerah ini sampai di sana dan bagaimana mereka menyebar melalui pohon keluarga burung dari waktu ke waktu," katanya.



Ada dua cara utama hewan mendapatkan warnanya, yaitu melalui pigmen dan struktur. Pigmen diproduksi oleh sel dan dapat menciptakan warna seperti hitam dan coklat. Di sisi lain, warna struktural berasal dari cara cahaya memantul dari struktur sel yang berbeda, menciptakan efek seperti kilauan pelangi yang terlihat ketika cahaya mengenai suatu objek dengan tepat. Burung tropis mendapatkan warna cerah dari campuran pigmen dan warna struktural. Pekerjaan Eliason difokuskan pada warna struktural.

Untuk mengeksplorasi ini, Eliason dan timnya melihat foto, video, dan ilustrasi ilmiah dari 9.409 spesies burung, melacak burung mana yang memiliki bulu berkilauan dan di mana mereka ditemukan. Mereka menggabungkan data ini dengan pohon keluarga burung yang ada berdasarkan DNA, menggunakan model komputer untuk mengetahui bagaimana kilauan menyebar.

Model menunjukkan burung berwarna-warni sering datang ke daerah tropis jutaan tahun lalu dan kemudian berevolusi menjadi banyak spesies yang berbeda. Yang mengejutkan, model tersebut juga menunjukkan bahwa nenek moyang dari semua burung modern, yang hidup sekitar 80 juta tahun lalu, kemungkinan memiliki bulu berkilauan.



Burung adalah jenis dinosaurus, dengan burung pertama yang dikenal, Archaeopteryx, hidup sekitar 140 juta tahun lalu. Sekelompok burung yang disebut Neornithes berevolusi 80 juta tahun lalu dan selamat dari kepunahan massal yang memusnahkan dinosaurus lainnya 66 juta tahun lalu. Semua burung modern adalah bagian dari Neornithes.

"Kami telah menemukan bukti fosil burung berkilauan dan dinosaurus berbulu lainnya sebelumnya. Fosil-fosil ini mendukung gagasan model kami bahwa nenek moyang dari semua burung modern juga berkilauan," kata Eliason.

Meski penelitian ini menjelaskan bagaimana kilauan menyebar melalui spesies burung, masih ada pertanyaan besar. "Kami masih tidak tahu mengapa kilauan berevolusi pada awalnya," kata Eliason.

Ini mungkin membantu burung menarik pasangan, tetapi juga bisa terkait dengan lingkungan atau sifat bulu lainnya, seperti ketahanan air.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4251 seconds (0.1#10.140)