Ajaib! Berat Awan Setara 100 Gajah tapi Kenapa Tidak Jatuh ke Tanah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Awan yang bertebaran di langit ternyata memiliki bobot menakjubkan. Beratnya bisa setara dengan 100 ekor gajah atau seberat 150 menara Eiffel di Paris. Tapi ajaibnya awan tak jatuh ke tanah, kenapa?
Meskipun awan di langit tampak sebagai gumpalan ringan dan berbulu, mereka adalah benda berat yang terbuat dari air. Massa mereka bervariasi tergantung pada jenis awan, yang dipengaruhi oleh kerapatan dan volumenya.
Fisikawan tahu bagaimana menentukan massa awan dengan akurat. Meskipun berat, ajaibnya awan tidak jatuh ke tanah. Dilansir dari Essanews, Rabu (21/8/2024) awan Cumulus memiliki kerapatan 0,5 gram per meter kubik. Untuk memberi gambaran, terdapat sekitar satu tetes air per meter kubik awan. Sebuah awan cumulus tunggal dapat memiliki volume mendekati satu kilometer kubik.
Ini berarti satu awan cumulus mengandung 550 ton air. Seekor gajah Afrika beratnya antara 3 hingga 7 ton. Untuk menyederhanakan, satu awan bisa seberat seratus gajah atau sekitar 12 truk semi-trailer yang penuh muatan.
Awan Cumulonimbus, atau awan hujan, jauh lebih padat dan besar. Awan-awan ini dapat memiliki tinggi beberapa mil dan lebar sekitar 6-12 mil. Menganggap awan cumulus sebagai hampir bulat dengan diameter 6 mil, volumenya akan sekitar 188 mil kubik. Dengan asumsi kerapatan air dalam jenis awan ini adalah sekitar 2 gram per meter kubik, perhitungan menjadi sangat berbeda.
Dalam kondisi ini, massa awan cumulus adalah sekitar 1,65 juta ton. Ini adalah massa yang tidak dapat dibayangkan. Untuk memvisualisasikan, pertimbangkan bahwa Menara Eiffel beratnya sekitar 11.000 ton. Ini berarti satu awan hujan memiliki berat setara dengan 150 Menara Eiffel. Sebuah awan hujan bisa seberat sepuluh kapal kontainer yang sepenuhnya terisi.
Awan teringan adalah awan Cirrus, dengan kerapatan hanya beberapa gram per kilometer kubik. Awan ini tidak menyebabkan hujan.
Meskipun berat, awan tidak jatuh ke tanah. Fenomena ini terkait dengan ukuran tetesan individu yang ditahan oleh hambatan udara. Untuk tetesan air, kecepatan terminal udara, yang memungkinkan awan tetap melayang, berkisar antara 19 hingga 28 mph. Arus udara naik mencegah tetesan ini jatuh ke tanah.
Meskipun awan di langit tampak sebagai gumpalan ringan dan berbulu, mereka adalah benda berat yang terbuat dari air. Massa mereka bervariasi tergantung pada jenis awan, yang dipengaruhi oleh kerapatan dan volumenya.
Fisikawan tahu bagaimana menentukan massa awan dengan akurat. Meskipun berat, ajaibnya awan tidak jatuh ke tanah. Dilansir dari Essanews, Rabu (21/8/2024) awan Cumulus memiliki kerapatan 0,5 gram per meter kubik. Untuk memberi gambaran, terdapat sekitar satu tetes air per meter kubik awan. Sebuah awan cumulus tunggal dapat memiliki volume mendekati satu kilometer kubik.
Ini berarti satu awan cumulus mengandung 550 ton air. Seekor gajah Afrika beratnya antara 3 hingga 7 ton. Untuk menyederhanakan, satu awan bisa seberat seratus gajah atau sekitar 12 truk semi-trailer yang penuh muatan.
Awan Cumulonimbus, atau awan hujan, jauh lebih padat dan besar. Awan-awan ini dapat memiliki tinggi beberapa mil dan lebar sekitar 6-12 mil. Menganggap awan cumulus sebagai hampir bulat dengan diameter 6 mil, volumenya akan sekitar 188 mil kubik. Dengan asumsi kerapatan air dalam jenis awan ini adalah sekitar 2 gram per meter kubik, perhitungan menjadi sangat berbeda.
Awan Seberat 150 Menara Eiffel
Dalam kondisi ini, massa awan cumulus adalah sekitar 1,65 juta ton. Ini adalah massa yang tidak dapat dibayangkan. Untuk memvisualisasikan, pertimbangkan bahwa Menara Eiffel beratnya sekitar 11.000 ton. Ini berarti satu awan hujan memiliki berat setara dengan 150 Menara Eiffel. Sebuah awan hujan bisa seberat sepuluh kapal kontainer yang sepenuhnya terisi.
Baca Juga
Awan teringan adalah awan Cirrus, dengan kerapatan hanya beberapa gram per kilometer kubik. Awan ini tidak menyebabkan hujan.
Mengapa awan tidak jatuh ke tanah?
Meskipun berat, awan tidak jatuh ke tanah. Fenomena ini terkait dengan ukuran tetesan individu yang ditahan oleh hambatan udara. Untuk tetesan air, kecepatan terminal udara, yang memungkinkan awan tetap melayang, berkisar antara 19 hingga 28 mph. Arus udara naik mencegah tetesan ini jatuh ke tanah.
(msf)