Kekuatan Gletser Kiamat Lebih Menakutkan dari Gempa Megathrust

Selasa, 27 Agustus 2024 - 16:34 WIB
loading...
Kekuatan Gletser Kiamat...
Gletser Kiamat . FOTO/ Daily
A A A
LONDON - Lapisan es purba Antartika yang dikenal dengan Gletser Kiamat lebih cepat mencair dibandingkan dalam kurun 5.500 tahun terakhir. Jika dihitung sejak tahun 1980-an, Gletser Kiamat Antartika sudah kehilangan 540 Miliar Metrik Ton Es.



Alasan mengapa dia diberi julukan yang begitu dramatis adalah karena Glacier Thwaites merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai ‘titik lemah’ dari Lapisan Es Antartika Barat, di mana gletser ini rentan runtuh, dan jika itu terjadi, kemungkinan besar seluruh lapisan es tersebut akan ikut runtuh bersamanya.

Gletser ini, bersama dengan satu lagi yang disebut Gletser Pulau Pinus, diyakini sangat mungkin runtuh tanpa banyak peringatan di masa depan.

Konsekuensi dari runtuhnya gletser ini bisa menyebabkan kenaikan signifikan pada permukaan laut, yang akan menghancurkan banyak kota dan desa pesisir, serta menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.

Para peneliti telah melaporkan kondisi terkini pencairan Gletser Kiamat pada 9 Juni 2022 di jurnal Nature Geoscience. “Tingkat pencairan es yang meningkat saat ini mungkin menandakan bahwa arteri vital dari jantung Lapisan Es Antartika Barat telah pecah,” kata Dylan Rood, ilmuwan Bumi di Imperial College London seperti dilansir dari Live Science.

Sebuah studi baru tentang kekuatan gletser ini menunjukkan bahwa salah satu risiko terbesar, yaitu ketidakstabilan es tebing laut (Marine Ice Cliff Instability – MICI), mungkin tidak menjadi perhatian sepanjang abad ke-21.

Profesor Mathieu Morlighem menulis di The Conversation bahwa ketika rak es runtuh, hal itu akan memaparkan tebing es yang tinggi, dan semakin tinggi tebing tersebut, semakin sulit bagi mereka untuk tetap stabil.

Untungnya, studi baru ini menunjukkan bahwa gletser ini ‘akan tetap cukup stabil setidaknya hingga tahun 2100’, dan ketika mereka mensimulasikan kemungkinan runtuh dalam 50 tahun ke depan, tebing-tebing tersebut tidak akan cukup tinggi untuk runtuh dengan cepat.

Profesor Morlighem mengatakan kepada mereka bahwa meskipun gletser dan lapisan es masih mengalami kemunduran, hal ini tidak akan terjadi ‘secepat yang diperkirakan oleh salah satu skenario’.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1892 seconds (0.1#10.140)