Dahsyatnya Agent Oranye, Senjata Biologis AS di Perang Vietnam

Rabu, 11 September 2024 - 19:00 WIB
loading...
A A A


Saat hutan mati, begitu pula tanaman. Kelaparan, kekurangan gizi, dan kelaparan melanda. Pada akhir perang, lebih dari 3,6 juta hektare telah disemprot dengan Herbisida Pelangi.

Begitu pula jutaan orang Vietnam. Meskipun perkiraannya bervariasi, pemerintah Vietnam mengatakan bahwa 4 juta orang terkena bahan kimia, 3 juta di antaranya sekarang menderita konsekuensi kesehatan. Tentara Amerika juga telah terkena herbisida, yang diyakinkan oleh atasan mereka bahwa hal itu tidak menimbulkan risiko.

Dioksin dalam Agent Orange memasuki aliran darah setelah dimakan atau disentuh, menumpuk dalam rantai makanan, dan dapat menyebabkan masalah reproduksi, kanker, gangguan hormonal, kerusakan sistem kekebalan, dan masalah perkembangan.

Tanah yang terkontaminasi, hilangnya hutan permanen, erosi tanah, dan kerusakan lingkungan lainnya telah menghantui Vietnam selama bertahun-tahun. Butuh bertahun-tahun bagi militer Amerika Serikat untuk mengakui Agent Oranye memang berbahaya.

Sementara itu, anak-anak dari veteran dan orang-orang Vietnam yang terkena Agent Oranye lahir dengan cacat lahir dan penyakit serius. Hanya di Amerika Serikat saja, sebuah analisis ProPublica menunjukkan, seorang anak yang lahir dari seorang veteran yang terkena Agent Orange tiga kali lebih mungkin dilahirkan dengan cacat lahir. Dan di Vietnam, orang-orang yang tinggal di bawah hujan bahan kimia pelangi telah mengalami generasi demi generasi efek kesehatan.

Meski telah menggunakan senjata kimia mematikan AS tetap kalah dalam perang Vietnam. Pada Januari 1973, Amerika Serikat dan Vietnam Utara menandatangani perjanjian perdamaian. Dalam perjanjian ini AS sepakat segera menarik pasukannya.

Namun, setelah kekalahan Amerika di Perang Vietnam, pertikaian Vietnam Utara dan Selatan masih berlanjut hingga 30 April 1975. Perang baru berakhir setelah Vietman Utara berhasil merebut Saigon kemudian mengganti namanya menjadi Ho Chi Minh.
(msf)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2537 seconds (0.1#10.140)