Gelombang Jahat Terdeteksi di Samudra Pasifik, Ilmuwan Klaim Bisa Telan Kapal Besar

Minggu, 15 September 2024 - 14:36 WIB
loading...
Gelombang Jahat Terdeteksi...
Gelombang Jahat Terdeteksi di Samudra Pasifik. FOTO/ BBC
A A A
WASHINGTON DC - Gelombang raksasa yang terjadi di Samudra Pasifik pada November 2020, yang tercatat mencapai ketinggian 17,6 meter, adalah contoh langka dari gelombang jahat yang sangat ekstrem.



Gelombang ini baru dikonfirmasi sebagai gelombang jahat paling ekstrem pada Februari 2022. Ketiadaan catatan sebelumnya yang mencakup gelombang sebesar ini menunjukkan betapa langkanya fenomena ini, dengan frekuensi peristiwa semacam ini diperkirakan hanya terjadi sekali dalam 1.300 tahun.

Gelombang seperti ini dulu hanya dianggap mitos maritim hingga penemuan gelombang Draupner pada 1995.

Gelombang Draupner, yang mencapai ketinggian hampir 26 meter, muncul secara tiba-tiba dan mengejutkan para ilmuwan karena ukurannya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan gelombang di sekitarnya.

Fenomena ini membantah model-model sebelumnya dan menandai awal dari pemahaman yang lebih baik mengenai gelombang ganas.

Gelombang Ucluelet, yang muncul di lepas pantai Pulau Vancouver, dikenal sebagai salah satu gelombang jahat paling ekstrem karena ukurannya yang hampir tiga kali lipat dari gelombang di sekitarnya. Ini merupakan ukuran yang sangat luar biasa dan menunjukkan intensitas yang belum pernah tercatat sebelumnya.

Para peneliti, seperti fisikawan Johannes Gemmrich dari Universitas Victoria, menyatakan bahwa gelombang ini merupakan contoh ekstrem dari gelombang jahat, dengan proporsi yang melebihi gelombang-gelombang ganas lainnya yang pernah diamati.

"Secara proporsional, gelombang Ucluelet kemungkinan merupakan gelombang jahat paling ekstrem yang pernah tercatat," jelas fisikawan Johannes seperti dilansir dari Science Alert.

"Hanya beberapa gelombang ganas di kondisi laut lepas yang telah diamati secara langsung, dan tidak ada yang sebesar ini." tambanhnya

Penelitian dan pengukuran gelombang ganas dilakukan untuk memahami lebih lanjut bagaimana gelombang-gelombang ini terbentuk dan untuk meningkatkan prediksi mereka di masa depan.

Pelampung yang merekam gelombang ini ditempatkan oleh MarineLabs, lembaga penelitian yang berusaha mengumpulkan data untuk mengurangi risiko di laut lepas.

Gelombang seperti ini, meskipun terjadi jauh di laut, bisa berdampak besar pada operasi kelautan, ladang angin, atau anjungan pengeboran minyak, dan jika cukup besar, bisa membahayakan keselamatan pengunjung pantai.

Penelitian yang berkelanjutan sangat penting untuk memitigasi risiko dan memahami dinamika gelombang ekstrem ini.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1689 seconds (0.1#10.140)