Menakjubkan, Daya Tahan Burung Ini Jauh di Atas Atlet Maraton
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemampuan berfikir manusia jelas di atas rata-rata hewan, namun soal ketahanan fisik kita berada jauh di bawahnya. Baru-baru ini para peneliti menemukan burung kolibri merupakan juara ketahanan fisik, jauh di atas atlet maraton sekalipun.
VO2 max kolibri diperkirakan sekitar 100-200 saat melayang tetapi dapat mencapai 600 di bawah kondisi tertentu. Burung kolibri memiliki adaptasi khusus yang memungkinkannya mendorong output aerobiknya hingga batas teoritis yang diyakini oleh para ilmuwan untuk hewan vertebrata.
Dilansir dari Forbes, Senin (23/4/2024), VO2 max atau asupan oksigen maksimum adalah laju maksimum di mana seseorang dapat mengonsumsi oksigen selama latihan intens. Ini mencerminkan kapasitas aerobik dan daya tahan suatu organisme.
Nilai VO2 max yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih besar untuk melakukan aktivitas fisik yang berkelanjutan, karena menunjukkan seberapa efisien tubuh dapat mengangkut dan menggunakan oksigen.
Pelari maraton elit, misalnya, mungkin memiliki VO2 max berkisar antara 70 hingga 85, sementara orang sedentari rata-rata memiliki VO2 max sekitar 30 hingga 40. VO2 max yang lebih tinggi pada atlet elit mencerminkan genetika, pelatihan, dan tingkat kebugaran mereka secara keseluruhan.
Memiliki VO2 max yang lebih tinggi jelas merupakan hal yang baik, seperti yang dibuktikan sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam Integrative Physiology. Dalam penelitian ini, para ilmuwan secara selektif membiakkan tikus laboratorium selama lebih dari 15 generasi menjadi dua kelompok: mereka dengan kapasitas lari treadmill bawaan (inborn) tinggi dan mereka dengan kapasitas lari treadmill rendah.
Mereka akhirnya mendapatkan dua kelompok tikus yang berbeda secara signifikan dalam hal V02 max. Pelari berkapasitas tinggi rata-rata memiliki skor VO2 max sekitar 35, sedangkan pelari berkapasitas rendah mencetak rata-rata VO2 max sebesar 25.
Yang luar biasa, para peneliti menemukan tikus pelari berkapasitas tinggi hidup 35% lebih lama secara rata-rata. Hal ini sesuai dengan penelitian manusia, yang menunjukkan bahwa kapasitas latihan aerobik yang rendah merupakan prediktor kuat morbiditas dan mortalitas prematur untuk orang dewasa yang sehat. Bahkan, ini merupakan prediktor yang lebih kuat terhadap penurunan kelangsungan hidup daripada faktor risiko lainnya, seperti merokok, hipertensi, atau diabetes.
VO2 max kolibri diperkirakan sekitar 100-200 saat melayang tetapi dapat mencapai 600 di bawah kondisi tertentu. Burung kolibri memiliki adaptasi khusus yang memungkinkannya mendorong output aerobiknya hingga batas teoritis yang diyakini oleh para ilmuwan untuk hewan vertebrata.
Dilansir dari Forbes, Senin (23/4/2024), VO2 max atau asupan oksigen maksimum adalah laju maksimum di mana seseorang dapat mengonsumsi oksigen selama latihan intens. Ini mencerminkan kapasitas aerobik dan daya tahan suatu organisme.
Nilai VO2 max yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih besar untuk melakukan aktivitas fisik yang berkelanjutan, karena menunjukkan seberapa efisien tubuh dapat mengangkut dan menggunakan oksigen.
Pelari maraton elit, misalnya, mungkin memiliki VO2 max berkisar antara 70 hingga 85, sementara orang sedentari rata-rata memiliki VO2 max sekitar 30 hingga 40. VO2 max yang lebih tinggi pada atlet elit mencerminkan genetika, pelatihan, dan tingkat kebugaran mereka secara keseluruhan.
Memiliki VO2 max yang lebih tinggi jelas merupakan hal yang baik, seperti yang dibuktikan sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam Integrative Physiology. Dalam penelitian ini, para ilmuwan secara selektif membiakkan tikus laboratorium selama lebih dari 15 generasi menjadi dua kelompok: mereka dengan kapasitas lari treadmill bawaan (inborn) tinggi dan mereka dengan kapasitas lari treadmill rendah.
Mereka akhirnya mendapatkan dua kelompok tikus yang berbeda secara signifikan dalam hal V02 max. Pelari berkapasitas tinggi rata-rata memiliki skor VO2 max sekitar 35, sedangkan pelari berkapasitas rendah mencetak rata-rata VO2 max sebesar 25.
Yang luar biasa, para peneliti menemukan tikus pelari berkapasitas tinggi hidup 35% lebih lama secara rata-rata. Hal ini sesuai dengan penelitian manusia, yang menunjukkan bahwa kapasitas latihan aerobik yang rendah merupakan prediktor kuat morbiditas dan mortalitas prematur untuk orang dewasa yang sehat. Bahkan, ini merupakan prediktor yang lebih kuat terhadap penurunan kelangsungan hidup daripada faktor risiko lainnya, seperti merokok, hipertensi, atau diabetes.
Baca Juga