Cara Membedakan Macan Tutul dan Kumbang di Kawasan Gunung Bromo dari Rekaman Kamera

Sabtu, 25 Januari 2025 - 11:12 WIB
loading...
Cara Membedakan Macan...
Macan Tutul Jawa yang diduga terekam kamera trap. Foto: Humas BB-TNBTS
A A A
MALANG - Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) masih melakukan penelitian lebih lanjut terkait hewan Macan Tutul Jawa yang terekam kamera trap. Sebab dari 40 titik sampling yang dipasang oleh kamera trap tersebut, mayoritas hewan yang terekam kamera jenis Macan Kumbang.

Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan, dari kamera trap yang tersebar untuk penelitian di 40 titik sampling, dengan radius 4 kilometer persegi, atau setiap 2 x 2 kilometer, macan kumbang ternyata banyak tertangkap kamera.

"Temuan yang menarik di dalam kawasan itu dominasi yang ditemukan kumbang, karena macan tutul ada dua variasi, ada yang terang, tapi ada yang gelap, bulunya tidak terlihat, makanya (macan yang terekam kamera trap) perlu analisis lagi," kata Rudijanta Tjahja Nugraha, saat ditemui di kantornya, belum lama ini.

Menurutnya, ada perbedaan postur dan pola dari macan kumbang dan macan tutul yang ini akan dikaji lebih lanjut oleh tim dari Yayasan Sintas, dan petugas Balai Besar TNBTS. Tapi dari hasil kamera trap yang terpasang sejak 2015 hingga Juni 2024 diketahui ada 24 ekor populasi Macan Tutul Jawa, meski itu juga perlu kajian menggunakan aplikasi khusus.

"Kalau bukan kumbang itu pola berbeda, setiap individu kayak manusia, mempunyai ciri berbeda, pola itu berbeda, itu di kita langkah pendekatan di kita ada aplikasi, kalau memasang kamera 4 bulan bisa dilihat," tuturnya.

"Itu indikasi secara kasar (populasi) 24 itu, kita belum meyakini secara ilmiah, tapi sebenarnya kalau survei terakhir itu terstruktur secara ilmiah, bagaimana kita memilih area yang sudah tersampling - sampling sudah standar," tambahnya.

Dari kajian di aplikasi khusus itu kata Rudi, dapat ditelusuri jepretan - jepretan yang tertangkap kamera trap, apakah itu individu yang sama, indukan dan anaknya, jenis macan tutul atau macan kumbang, termasuk persebarannya. Dimana nantinya data itu akan dituangkan secara ilmiah melalui sebuah jurnal dari hasil penelitian ini.

"Akan dilihat mana individu - individu yang mungkin sama, sehingga dari situ bisa melihat berapa individu yang mungkin ada, memang tidak tepat 100 persen, tapi pendekatan itu akan lebih valid, dan mendekati benar, dan paling penting kita belum bisa memastikan itu berapa ekor," terangnya.

Cara Membedakan Macan Tutul dan Kumbang di Kawasan Gunung Bromo dari Rekaman Kamera

Sementara itu, Kepala Bidang Teknis BBTNBTS Seno Pramudita menyebutkan, selama ini memang belum ada potensi perjumpaan antara manusia dan macan tutul. Tapi jika melihat alur wilayahnya jalur antara Malang - Lumajang, itu itu diduga menjadi lokasi dimana hewan langka ini melintas.

"Kalau perjumpaan mungkin juga ada, ada yang melintas jalur Malang Lumajang pernah ketemu. Makanya kita sudah masang papan-papan ada lintasan satwa, jangan sampai nabrak. Kalau secara umum (macan tutul mendekati) nggak ada lagi," kata Seno Pramudita.

Sebab kata dia, selama ini macan tutul Jawa lebih cenderung menjauhi pertemuan dengan manusia, karena manusia yang lebih besar.



Sebagai informasi, macan tutul Jawa merupakan satwa langka yang dilindungi. Keberadaannya di alam liar juga mulai punah dan sulit dijumpai. Hewan ini dinyatakan sebagai satwa liar langka yang dilindungi berdasarkan UU 134 Tahun 1931 tentang PerlindunganBinatangLiar.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1915 seconds (0.1#10.140)