Coba Taklukkan Alam, Ini Barisan Alat-alat Pendeteksi Tsunami
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai negara kepulauan , Indonesia menjadi salah satu negara yang dikelilingi banyak ancaman dari lautan . Salah satunya adalah tsunami . (Baca juga: 5 Tsunami Terdahsyat yang Pernah Terjadi Sepanjang Sejarah )
Bencana tsunami tercatat sudah beberapa kali menghantam daratan Nusantara di era modern. Bahkan mengakibatkan hilangnya korban jiwa dan materi dalam jumlah tak terkira.
Seiring dengan berkembangan zaman, alat pendeteksi tsunami diciptakan. Tujuannya untuk meminimalisasi kerugian yang ditimbulkan bencana tersebut. (Baca juga: Ancaman Tsunami 20 Meter, BMKG Minta Mitigasi Bencana Terburuk Dipersiapkan )
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, potensi tsunami pascagempa berdasarkan metode pemodelan. Artinya, perkiraan tsunami itu bisa dihitung menggunakan perangkat lunak, berdasarkan pusat kedalaman dan magnitudo gempa.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa alat pendeteksi tsunami yang telah dibuat oleh manusia. Alat ini bukan untuk mencegah, melainkan membaca indikasi kemungkinan terjadinya tsunami pascagempa. (Baca juga: LIPI Angkat Suara Soal Temuan Potensi Tsunami 20 Meter di Indonesia )
Salah satu alat pendeteksi tsunami adalah Buoy. Indonesia menjadi negara yang menggunakan jasa Buoy untuk melindungsi masyarakat pesisir dari terjangan tsunami.
Buoy bekerja dengan menempatkan alat pengukur tekanan gelombang laut yang berada di dasar laut. Alat tersebut mampu mendeteksi tekanan gelombang secara cepat, kemudian langsung dilaporkan ke Buoy yang berada di atas permukaan laut. Jadi perkiraan tinggi gelombang yang akan terhempas menuju daratan secara akurat dapat dilaporkan menggunakan Buoy.
Tim Kapal Riset Baruna Jaya III milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga mengembangkan alat pendeteksi tsunami menggunakan teknologi hibrida.
Alat tersebut menggabungkan cable base tsunameter (CBT) dengan kabel dan sensor nirkabel. Lalu menjadi pusat penerima data akustik jarak jauh di dalam laut dan menyampaikan data gelombang tsunami itu ke daratan.
Sistem akustik yang terdapat di dalam teknologi hibrida pendeteksi tsunami ini bekerja dengan konsep serupa pada jaringan massal dalam telekomunikasi.
Selain Indonesia, Jepang juga menjadi salah satu negara yang mendapat ancaman dari gelombang tsunami. Mereka menghabiskan dana sangat besar dalam mengembangkan alat berbentuk bundar, yang berfungsi mengukur Broadband Strong Motion Meters.
Alat tersebut terpasang pada 80 titik di wilayah perairan Jepang. Perangkat mampu mendeteksi gelombang seismik dalam cakupan yang luas pascaterjadinya gempa bumi.
Perangkat canggih lainnya yang disiapkan Jepang untuk mendeteksi tsunami adalah melalui pemasangan tiga alat di laut yang disebut sebagai DART. (Baca juga: Iba! Istri Pelaku Hamil 8 Bulan, Korban Pelecehan Seksual Ini Urung Lapor Polisi )
Alat tersebut dipasang di bawah laut di sekitar Samudera Pasifik. Alat terdiri dari sensor tekanan dan dapat mengirimkan pesan ke Buoy yang mengambang di permukaan, untuk memberikan informasi terkait tsunami.
Bencana tsunami tercatat sudah beberapa kali menghantam daratan Nusantara di era modern. Bahkan mengakibatkan hilangnya korban jiwa dan materi dalam jumlah tak terkira.
Seiring dengan berkembangan zaman, alat pendeteksi tsunami diciptakan. Tujuannya untuk meminimalisasi kerugian yang ditimbulkan bencana tersebut. (Baca juga: Ancaman Tsunami 20 Meter, BMKG Minta Mitigasi Bencana Terburuk Dipersiapkan )
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, potensi tsunami pascagempa berdasarkan metode pemodelan. Artinya, perkiraan tsunami itu bisa dihitung menggunakan perangkat lunak, berdasarkan pusat kedalaman dan magnitudo gempa.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa alat pendeteksi tsunami yang telah dibuat oleh manusia. Alat ini bukan untuk mencegah, melainkan membaca indikasi kemungkinan terjadinya tsunami pascagempa. (Baca juga: LIPI Angkat Suara Soal Temuan Potensi Tsunami 20 Meter di Indonesia )
Salah satu alat pendeteksi tsunami adalah Buoy. Indonesia menjadi negara yang menggunakan jasa Buoy untuk melindungsi masyarakat pesisir dari terjangan tsunami.
Buoy bekerja dengan menempatkan alat pengukur tekanan gelombang laut yang berada di dasar laut. Alat tersebut mampu mendeteksi tekanan gelombang secara cepat, kemudian langsung dilaporkan ke Buoy yang berada di atas permukaan laut. Jadi perkiraan tinggi gelombang yang akan terhempas menuju daratan secara akurat dapat dilaporkan menggunakan Buoy.
Tim Kapal Riset Baruna Jaya III milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga mengembangkan alat pendeteksi tsunami menggunakan teknologi hibrida.
Alat tersebut menggabungkan cable base tsunameter (CBT) dengan kabel dan sensor nirkabel. Lalu menjadi pusat penerima data akustik jarak jauh di dalam laut dan menyampaikan data gelombang tsunami itu ke daratan.
Sistem akustik yang terdapat di dalam teknologi hibrida pendeteksi tsunami ini bekerja dengan konsep serupa pada jaringan massal dalam telekomunikasi.
Selain Indonesia, Jepang juga menjadi salah satu negara yang mendapat ancaman dari gelombang tsunami. Mereka menghabiskan dana sangat besar dalam mengembangkan alat berbentuk bundar, yang berfungsi mengukur Broadband Strong Motion Meters.
Alat tersebut terpasang pada 80 titik di wilayah perairan Jepang. Perangkat mampu mendeteksi gelombang seismik dalam cakupan yang luas pascaterjadinya gempa bumi.
Perangkat canggih lainnya yang disiapkan Jepang untuk mendeteksi tsunami adalah melalui pemasangan tiga alat di laut yang disebut sebagai DART. (Baca juga: Iba! Istri Pelaku Hamil 8 Bulan, Korban Pelecehan Seksual Ini Urung Lapor Polisi )
Alat tersebut dipasang di bawah laut di sekitar Samudera Pasifik. Alat terdiri dari sensor tekanan dan dapat mengirimkan pesan ke Buoy yang mengambang di permukaan, untuk memberikan informasi terkait tsunami.
(iqb)