Donald Trump Rusak Sains, Butuh Beberapa Dekade untuk Memperbaiki Dampaknya

Minggu, 11 Oktober 2020 - 12:22 WIB
loading...
A A A
Dia mengatakan, pada Presiden berulang kali menggagalkan upaya untuk menahan virus dan menyelamatkan nyawa, dengan fokus pada kampanye politiknya sendiri.

Saat dia mencalonkan diri kembali pada 3 November, tindakan Trump dalam menghadapi COVID-19 hanyalah salah satu contoh kerusakan yang ditimbulkan pada sains dan lembaganya selama empat tahun terakhir.

Presiden dan orang-orang yang ditunjuknya juga mundur dari upaya untuk mengekang emisi gas rumah kaca, melemahkan aturan yang membatasi polusi, dan mengurangi peran ilmu pengetahuan di Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA). Di banyak lembaga, pemerintahannya telah merusak integritas ilmiah dengan menekan atau mengubah bukti untuk mendukung keputusan politik, kata para ahli kebijakan.

“Saya belum pernah melihat perang yang diatur seperti itu terhadap lingkungan atau sains,” kata Christine Todd Whitman, yang mengepalai EPA di bawah mantan Presiden AS, George W Bush.

Trump juga telah mengikis posisi Amerika di panggung global melalui kebijakan dan retorika isolasionis. Dengan menutup pintu negara bagi banyak pengunjung dan imigran non-Eropa, dia telah membuat Amerika Serikat kurang mengundang mahasiswa dan peneliti asing. Dan dengan menjelekkan asosiasi internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia, Trump telah melemahkan kemampuan Amerika untuk menanggapi krisis global dan mengisolasi ilmu pengetahuan negara.

Fatalnya Trump menjajakan kekacauan dan ketakutan daripada fakta, saat dia mengajukan agenda politiknya dan mendiskreditkan lawan-lawannya. Dalam lusinan wawancara yang dilakukan oleh Nature, para peneliti menyoroti poin ini sebagai hal yang sangat mengkhawatirkan. Sebab merendahkan kepercayaan publik terhadap pentingnya kebenaran dan bukti yang mendukung sains serta demokrasi.

“Mengerikan dalam banyak hal,” kata Susan Hyde, ilmuwan politik di Universitas California, Berkeley, yang mempelajari naik turunnya demokrasi. “Sangat mengganggu jika fungsi dasar pemerintah diserang, terutama ketika beberapa dari fungsi tersebut sangat penting bagi kemampuan kita untuk bertahan hidup.” (Baca juga: Benarkan Jumlah Perempuan di Surga Paling Banyak? )

Presiden dapat menunjukkan beberapa perkembangan positif dalam sains dan teknologi. Meskipun Trump tidak memprioritaskan keduanya (dia menunggu 19 bulan sebelum menunjuk penasihat sains), pemerintahannya telah mendorong untuk mengembalikan astronot ke Bulan dan memprioritaskan pengembangan di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.

Pada bulan Agustus, Gedung Putih mengumumkan pendanaan baru lebih dari USD1 miliar untuk teknologi tersebut dan teknologi canggih lainnya. Tetapi banyak ilmuwan dan mantan pejabat pemerintah mengatakan contoh-contoh ini adalah hal yang aneh dalam masa kepresidenan yang telah merendahkan sains dan perannya dalam menyusun kebijakan publik.

Sebagian besar kerusakan pada sains -termasuk perubahan peraturan dan kemitraan internasional yang terputus- dapat dan mungkin akan diperbaiki jika Trump kalah pada November ini. Dalam peristiwa itu, apa yang bangsa dan dunia akan hilang adalah waktu yang berharga untuk membatasi perubahan iklim dan penyebaran virus, di antara tantangan-tantangan lainnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2312 seconds (0.1#10.140)