Peneliti Virginia Temukan Sumber Energi Terbarukan

Rabu, 15 April 2020 - 19:16 WIB
loading...
Peneliti Virginia Temukan...
Para peneliti di Universitas Virginia Barat membuat senyawa kimia untuk energi terbarukan. Kredit: Universitas Virginia Barat
A A A
Para peneliti di Universitas Virginia Barat telah membuat senyawa kimia baru yang dapat menerangi jalan. Senyawa ini adalah fotosensitizer, yang berarti menghasilkan reaksi kimia dengan adanya cahaya. Ini memiliki banyak aplikasi potensial untuk meningkatkan efisiensi teknologi modern mulai dari panel surya penghasil listrik hingga ponsel.

Saat ini, teknologi tersebut bergantung pada logam mulia seperti iridium dan ruthenium agar dapat berfungsi dengan baik. Namun, persediaan bahan-bahan ini masih terbatas dan sulit ditemukan sehingga menjadikannya bukan sebagai sumber energi terbaru, apalagi dengan harga yang cukup mahal.

"Kami memperhatikan bahwa ada beberapa upaya dalam mempelajari logam yang lebih banyak seperti titanium dan zirkonium karena itu tidak mudah dikerjakan. Logam mulia selalu menjadi elemen pilihan karena sifat kimianya yang menguntungkan, membuatnya lebih mudah digunakan dan dipelajari, itulah yang dominan dilakukan di lapangan," kata Milsmann, dikutip dari Phys.

Para peneliti berharap dapat mengubah beberapa logam tersebut agar dapat digunakan sebagai sumber energi. Seperti senyawa yang terbuat dari zirkonium, yang jauh lebih banyak dan lebih mudah diakses.

Menurut Milsman, senyawa tersebut dijadikan pilihan sumber energi berkelanjutan dan hemat biaya. Senyawa ini juga stabil dalam berbagai kondisi, seperti udara, air, dan perubahan suhu, sehingga mudah digunakan di berbagai lingkungan.

"Karena senyawa ini dapat mengubah cahaya menjadi energi listrik, senyawa ini dapat digunakan dalam pembuatan panel surya yang lebih efisien," tambahnya.

Panel surya biasanya dibuat menggunakan silikon dan membutuhkan ambang cahaya minimum untuk mengumpulkan dan menyimpan energi. Alih-alih menggunakan silikon, para peneliti telah melakukan eksplorasi alternatif perangkat yang peka terhadap zat warna, di mana molekul berwarna akan mengumpulkan cahaya dan berfungsi dalam kondisi cahaya rendah.

Sebagai manfaat tambahan, penelitian itu memungkinkan produksi komponen semitransparan. Setiap warna yang diperlukan sangat bergantung pada rutenium bahan tetapi senyawa baru Milsmann berpotensi menggantikannya di masa depan.

"Masalah dengan sebagian besar panel surya adalah bahwa mereka tidak bekerja dengan baik pada hari berawan. Mereka cukup efisien, murah dan memiliki umur panjang, tetapi mereka membutuhkan kondisi cahaya yang intens untuk berfungsi secara efisien," kata Milsmann.

Ia menambahkan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuat versi yang peka terhadap zat warna. Dimana senyawa berwarna menyerap cahaya untuk menghasilkan listrik dalam kondisi cuaca apa pun.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1375 seconds (0.1#10.140)