Canggih, Kecerdasan Buatan Dapat Mendeteksi Infeksi Covid-19 Tanpa Gejala

Sabtu, 07 November 2020 - 09:00 WIB
loading...
A A A
“Suara bicara dan batuk dipengaruhi oleh pita suara dan organ di sekitarnya. AI dapat mengetahui hanya dari batuk, termasuk hal-hal seperti jenis kelamin, bahasa ibu, atau bahkan keadaan emosi orang tersebut,” kata Subirana. (Baca juga: Perkuat Imunitas dengan Konsumsi Buah)

Dia mengungkapkan bahwa sebenarnya ada sentiment yang tertanam dalam cara batuk seseorang. Kemudian, ia dan tim berpikir bagaimana jika mencoba tanda biologis Alzheimer untuk Covid-19.

“Model AI tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis orang yang bergejala, sejauh apakah gejalanya disebabkan oleh Covid-19 atau kondisi lain seperti flu atau asma. Kekuatan alat ini terletak pada kemampuannya untuk membedakan batuk asimtomatik dari batuk yang sehat,” tambahnya.

Tim tersebut bekerja dengan sebuah perusahaan untuk mengembangkan aplikasi pra-penyaringan gratis berdasarkan model AI mereka. Mereka juga bekerja sama dengan beberapa rumah sakit di seluruh dunia untuk mengumpulkan rangkaian rekaman batuk yang lebih besar dan lebih beragam, yang akan membantu melatih dan memperkuat akurasi model.

Pada akhirnya, mereka membayangkan bahwa model AI audio seperti yang mereka kembangkan dapat digabungkan ke dalam speaker pintar dan perangkat pendengar lainnya. Tujuannya adalah agar orang-orang dapat dengan mudah mendapatkan penilaian awal tentang risiko penyakit mereka setiap hari.

Sampai saat ini, para peneliti telah mengumpulkan lebih dari 70.000 rekaman batuk dan sekitar 200.000 sampel audio batuk. Sekitar 2.500 rekaman dikirimkan oleh orang-orang yang dipastikan mengidap Covid-19 , termasuk mereka yang asimtomatik atau tanpa gejala. (Lihat videonya: Pemda DKI Jakarta Berencana Perpajang PSBB Transisi)

Tanpa banyak perubahan dalam kerangka kerja AI yang awalnya dimaksudkan untuk Alzheimer, mereka menemukan bahwa AI mampu mengambil pola di empat penanda biologis. Penanda itu adalah kekuatan pita suara, sentimen, kinerja paru-paru dan pernapasan, serta degradasi otot sebagai indikatorkhusus untuk Covid-19.

“Kami pikir ini menunjukkan cara Anda menghasilkan suara, berubah saat Anda terjangkit Covid-19 meskipun tidak menunjukkan adanya gejala,” kata Subirana. (Fandy)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1920 seconds (0.1#10.140)