Setahun Pandemi COVID-19, Asal Mula Virus Dipertanyakan

Senin, 30 November 2020 - 17:12 WIB
loading...
Setahun Pandemi COVID-19,  Asal Mula Virus Dipertanyakan
Pasar hewan di Wuhan China yang diduga awal virus corona beredar. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Hampir setahun setelah dokter mengidentifikasi kasus pertama Covid-19 yang diperkirakan berasal dari China dan telah meluas secara global. Namun sekarang, negara itu mulai meningkatkan kampanye yang mempertanyakan asal-usul pandemi virus corona baru.

Media pemerintah China telah melaporkan secara intensif tentang virus corona yang ditemukan pada kemasan impor makanan beku dan penelitian tentang kemungkinan kasus penyakit yang ditemukan di luar perbatasan China sebelum Desember 2019.

Surat kabar People Daily mengklaim dalam sebuah postingan Facebook resminya pada minggu lalu bahwa bukti yang tersedia menunjukkan virus corona tidak dimulai di Wuhan, seperti yang diperkirakan banyak ahli.

Mantan kepala ahli epidemiologi Center for Disease Control and Prevention (CDC) China Zeng Guang, mengatakan bahwa Wuhan adalah tempat pertama kali virus corona baru terdeteksi, tapi tempat itu bukan merupakan asal usul dari virus.

Senada dengan Guang, Zhao Li Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan penting untuk membedakan antara di mana Covid-19 pertama ali terdeteksi dan di mana virus itu melintasi penghalang spesies untuk menginfeksi manusia.

“Meskipun China adalah yang pertama melaporkan kasus, itu tidak berarti bahwa virus tersebut berasal dari China. Pelacakan asal adalah proses berkelanjutan yang mungkin melibatkan banyak negara dan wilayah,” kata Jian seperti dikutip The Guardian, Senin (30/11/2020).

Ilmuwan China bahkan telah mengirimkan sebuah makalah untuk dipublikasikan ke Lancet, yang mengklaim Wuhan bukanlah tempat di mana penularan SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia terjadi. Mereka malah berpendapat bahwa kasus pertama kemungkinan terjadi di anak benua India.

Namun, klaim bahwa virus COVID-19 berasal dari luar China tidak dipercaya oleh para ilmuwan barat. Michael Ryan, direktur program kedaruratan kesehatan di World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa klaim tersebut sangat spekulatif untuk menyatakan bahwa penyakit itu tidak muncul di China.

“Jelas dari perspektif kesehatan masyarakat bahwa Anda memulai penyelidikan di mana kasus manusia pertama kali muncul,”ujarnya dalam jumpa pers.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5771 seconds (0.1#10.140)