Satelit Ini Mampu Menghitung Populasi Gajah di Afrika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belum lama ini ilmuwan berhasil menghitung jumlah gajah dengan detail menggunakan satelit yang mengorbit sekitar 600 km di atas permukaan bumi. Terobosan baru ini bisa memecahkan masalah para ilmuwan dalam melakukan konservasi sumber alam.
Pada awalnya, citra satelit tampak seperti gumpalan abu-abu di hutan bercak hijau - tetapi, jika diamati lebih dekat, gumpalan itu terlihat jelas saat gajah berkeliaran di antara pepohonan. Para ilmuwan menggunakan gambar ini untuk menghitung gajah Afrika dari luar angkasa. (Baca: Mengindari Kanibalisme, Belalang Jantan Gunakan trik Baru Saat Kawin)
Gambar-gambar tersebut berasal dari satelit pengamatan Bumi yang mengorbit 600 km (372 mil) di atas permukaan planet. Terobosan ini dapat memungkinkan hingga 5.000 km persegi habitat gajah disurvei dalam satu hari jika cuaca cerah.
Semua penghitungan gajah yang melelahkan dilakukan melalui algoritme komputer yang dirancang untuk mengidentifikasi gajah dalam berbagai momen. "Kami hanya menyajikan contoh algoritma untuk mengenali binatang gajah," kata Dr Olga Isupova, dari Universitas Bath, seperti dikutip BBC.
Para ilmuwan memantau jumlah gajah pertama kali di Taman Nasional Gajah Addo Afrika Selatan. "Taman itu memiliki kepadatan gajah yang tinggi," kata ilmuwan konservasi Universitas Oxford, Dr Isla Duporge. Daerah itu memiliki daerah semak belukar dan sabana terbuka sehingga menjadi tempat yang cocok untuk melakukan pengujian. (Baca juga: Virus Strain Afrika Selatan Bisa Tembus Antibodi Penyintas Covid-19)
Meskipun, cara ini masih sebatas konsep, Duporge mengaku cara itu sudah siap digunakan. "Dan organisasi konservasi sudah tertarik menggunakan ini untuk menggantikan survei menggunakan pesawat terbang," katanya.
Cara baru ini dapat meningkatkan pemantauan populasi gajah yang terancam di habitat yang berada di perbatasan internasional. Di mana izin untuk survei pesawat mungkin sulit diperoleh.
Pada awalnya, citra satelit tampak seperti gumpalan abu-abu di hutan bercak hijau - tetapi, jika diamati lebih dekat, gumpalan itu terlihat jelas saat gajah berkeliaran di antara pepohonan. Para ilmuwan menggunakan gambar ini untuk menghitung gajah Afrika dari luar angkasa. (Baca: Mengindari Kanibalisme, Belalang Jantan Gunakan trik Baru Saat Kawin)
Gambar-gambar tersebut berasal dari satelit pengamatan Bumi yang mengorbit 600 km (372 mil) di atas permukaan planet. Terobosan ini dapat memungkinkan hingga 5.000 km persegi habitat gajah disurvei dalam satu hari jika cuaca cerah.
Semua penghitungan gajah yang melelahkan dilakukan melalui algoritme komputer yang dirancang untuk mengidentifikasi gajah dalam berbagai momen. "Kami hanya menyajikan contoh algoritma untuk mengenali binatang gajah," kata Dr Olga Isupova, dari Universitas Bath, seperti dikutip BBC.
Para ilmuwan memantau jumlah gajah pertama kali di Taman Nasional Gajah Addo Afrika Selatan. "Taman itu memiliki kepadatan gajah yang tinggi," kata ilmuwan konservasi Universitas Oxford, Dr Isla Duporge. Daerah itu memiliki daerah semak belukar dan sabana terbuka sehingga menjadi tempat yang cocok untuk melakukan pengujian. (Baca juga: Virus Strain Afrika Selatan Bisa Tembus Antibodi Penyintas Covid-19)
Meskipun, cara ini masih sebatas konsep, Duporge mengaku cara itu sudah siap digunakan. "Dan organisasi konservasi sudah tertarik menggunakan ini untuk menggantikan survei menggunakan pesawat terbang," katanya.
Cara baru ini dapat meningkatkan pemantauan populasi gajah yang terancam di habitat yang berada di perbatasan internasional. Di mana izin untuk survei pesawat mungkin sulit diperoleh.
(ysw)