Indonesia Akan Kehilangan Warisan Alam Bagian Terpenting Bumi

Sabtu, 13 Februari 2021 - 17:13 WIB
loading...
Indonesia Akan Kehilangan...
Ilustrasi Laut di Indonesia. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Tanda-tanda b umi semakin genting atau tua tidak terantahkan, bahkan tanda-tanda itu kian nampak. Laporan iklim PBB atau Sixth Asessment Report untuk aspek kelautan, kriosfer dan kenaikan permukaan laut memperingatkan bahwa Indonesia akan kehilangan Warisan alam yang sangat berarti untuk kelangsungan Hidup umat di Dunia.



Seperti dilaporkan situs resmi UNFCCC, Hilangnya gletser Okjökull glacier karena perubahan iklim di Islandia, akan dirasakan di Indonesia juga, Pasalnya Indonesia memiliki Glacier di Pegunungan Jayawijaya. Tidak kurang dari 84,9% dari massa es di Pegunungan Jayawijaya telah mencair sejak tahun 1988, sehingga warisan alam ini pun diprediksi akan hilang dalam dekade mendatang.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, dampak perubahan iklim oleh emisi gas rumah kaca tidak hanya menyentuh gletser yang hanya ada satu-satunya di Indonesia ini, tetapi juga laut yang luasnya meliputi 70% dari wilayah Indonesia dan kedalamannya melebihi ketinggian Puncak Jaya.

Baru-baru ini panel ilmuwan PBB untuk isu perubahan iklim atau IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) merilis Special Report on Ocean and Cryosphere in a Changing_Climate (SROCC), kajian terkait dengan kondisi laut dan kriosfer (gletser, lapisan es, dsb) di dunia.

Saat ini saya terlibat dalam penulisan laporan iklim PBB mendatang atau Sixth Asessment Report untuk aspek kelautan, kriosfer dan kenaikan permukaan laut. Berikut penjelasan saya terkait hasil-hasil kajian SROCC yang perlu menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

Sejumlah 104 pakar iklim dari 36 negara mengkaji status dan proyeksi dampak perubahan iklim terhadap laut dan kriosfer serta implikasinya bagi ekosistem dan manusia berdasarkan 6.981 publikasi ilmiah.

Hasil penelitian para ahli iklim mengungkap bahwa mencairnya lapisan es yang bermuara pada naiknya permukaan laut secara global merupakan satu dari beberapa efek domino dari perubahan iklim.

Laporan IPCC menunjukkan, secara persisten, perubahan iklim menyebabkan laut semakin panas, semakin asam dan kekurangan kadar oksigen. Kenaikan permukaan laut yang berpotensi menenggelamkan pulau-pulau kecil tidak hanya terus terjadi, namun lajunya juga semakin cepat.

Baca Juga: Fenomena Alam
Begitu pula dengan fenomena ekstrem El Niño-Osilasi Selatan yang membawa bencana kekeringan dan banjir di Indonesia.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1572 seconds (0.1#10.140)