Firaun Mesir Seqenenre Taa II Dieksekusi dengan Kejam di Medan Perang
loading...
A
A
A
Studi baru menggunakan sinar-X dari berbagai sudut untuk membangun gambar 3D mumi firaun. Jenazah firaun berada dalam kondisi yang buruk, dengan tulang yang terkelupas dan kepala terlepas dari bagian tubuh lainnya.
Luka di tengkorak menceritakan kisah kematian yang brutal. Seqenenre Taa II memiliki luka sepanjang 7 sentimeter di dahinya, yang kemungkinan dari sabetan kapak atau pedang. Luka lain yang berpotensi fatal di atas mata kanan firaun memiliki panjang 3,2 cm dan kemungkinan luka akibat kapak.
"Meskipun para peneliti telah menemukan mumi firaun dengan luka kekerasan sebelumnya, tidak ada bukti kematian firaun di medan perang sampai sekarang," kata Saleem kepada Live Science.
Catatan sejarah menceritakan Ramses II dan Thutmose III mengambil bagian dalam pertempuran, tetapi tidak ada bukti cedera pada mumi mereka. Mumi seorang bangsawan tak dikenal memiliki panah tertancap di dadanya yang mungkin terjadi dalam pertempuran.
Seqenenre Taa II mungkin telah kehilangan nyawanya dalam pertempuran, tetapi penerusnya akhirnya memenangkan perang. Setelah Kamose meninggal, permaisuri Seqenenre Taa II, Ahhotep I, kemungkinan besar melanjutkan pemberontakan melawan Hyskos. Ketika permaisuri Seqenenre Taa II dan putra Ahhotep I Ahmose I beranjak dewasa, dia mewarisi takhta dan akhirnya mengusir penjajah asing.
Ahmose I akan menyatukan Mesir dan meluncurkan Kerajaan Baru, periode kekuasaan puncak Mesir kuno antara abad 16 dan 11 SM.
Luka di tengkorak menceritakan kisah kematian yang brutal. Seqenenre Taa II memiliki luka sepanjang 7 sentimeter di dahinya, yang kemungkinan dari sabetan kapak atau pedang. Luka lain yang berpotensi fatal di atas mata kanan firaun memiliki panjang 3,2 cm dan kemungkinan luka akibat kapak.
"Meskipun para peneliti telah menemukan mumi firaun dengan luka kekerasan sebelumnya, tidak ada bukti kematian firaun di medan perang sampai sekarang," kata Saleem kepada Live Science.
Catatan sejarah menceritakan Ramses II dan Thutmose III mengambil bagian dalam pertempuran, tetapi tidak ada bukti cedera pada mumi mereka. Mumi seorang bangsawan tak dikenal memiliki panah tertancap di dadanya yang mungkin terjadi dalam pertempuran.
Seqenenre Taa II mungkin telah kehilangan nyawanya dalam pertempuran, tetapi penerusnya akhirnya memenangkan perang. Setelah Kamose meninggal, permaisuri Seqenenre Taa II, Ahhotep I, kemungkinan besar melanjutkan pemberontakan melawan Hyskos. Ketika permaisuri Seqenenre Taa II dan putra Ahhotep I Ahmose I beranjak dewasa, dia mewarisi takhta dan akhirnya mengusir penjajah asing.
Ahmose I akan menyatukan Mesir dan meluncurkan Kerajaan Baru, periode kekuasaan puncak Mesir kuno antara abad 16 dan 11 SM.
(ysw)