Mahkluk Bersisik Besi Penghuni Gunung Berapi Terungkap
loading...
A
A
A
LONDON - Misteri mahkluk penghuni gunung berapi dan cangkang logamnya baru-baru ini diungkap oleh para ilmuwan di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong (HKUST).
Seperti dilansir dari sunnyskyz, Siput kaki bersisik besi , yang telah mengembangkan cangkang besi yang dapat bertahan hidup dalam “kondisi kehidupan yang mustahil” dari ventilasi vulkanik bawah air.
Di atas semua itu, bagian licin yang menonjol keluar dari cangkang, yang dikenal sebagai kaki, dilapisi sisik dengan pelat besi.
Lihat Juga: Viral! Terkena Dampak Banjir, Ibu Ini Sholat Tahajud di Atas Kasur, Bikin Haru.
Ilmuwan meneliti 20 siput bersisik di sekitar 2.900 meter di bawah permukaan laut dari Samudra Hindia. Spesies ini telah ditemukan di kedalaman sekitar 2400 – 2800 meter di Samudera Hindia.
“Kami menemukan bahwa satu gen, bernama MTP – protein toleransi logam – 9, menunjukkan peningkatan 27 kali lipat dalam populasi dengan mineralisasi besi sulfida dibandingkan dengan yang tidak. Protein ini berfungsi untuk meningkatkan toleransi terhadap mineralisasi besi sulfida ion logam saat lahar panas mengalir. ‘kata Dr Sun Jin.
Di antara penemuan mereka adalah petunjuk genetik tentang pelindung logam siput. Ilmuwan percaya toleransi ini memungkinkan siput bertahan hidup karena ion besi di lingkungan bereaksi dengan belerang di sisik mereka, menciptakan besi sulfida.
“Mengungkap genom siput ini memajukan pengetahuan kita tentang mekanisme genetik moluska, meletakkan dasar genetik yang membuka jalan untuk penerapan,” kata Dr. Qian Peiyuan.
Seperti dilansir dari sunnyskyz, Siput kaki bersisik besi , yang telah mengembangkan cangkang besi yang dapat bertahan hidup dalam “kondisi kehidupan yang mustahil” dari ventilasi vulkanik bawah air.
Di atas semua itu, bagian licin yang menonjol keluar dari cangkang, yang dikenal sebagai kaki, dilapisi sisik dengan pelat besi.
Lihat Juga: Viral! Terkena Dampak Banjir, Ibu Ini Sholat Tahajud di Atas Kasur, Bikin Haru.
Ilmuwan meneliti 20 siput bersisik di sekitar 2.900 meter di bawah permukaan laut dari Samudra Hindia. Spesies ini telah ditemukan di kedalaman sekitar 2400 – 2800 meter di Samudera Hindia.
“Kami menemukan bahwa satu gen, bernama MTP – protein toleransi logam – 9, menunjukkan peningkatan 27 kali lipat dalam populasi dengan mineralisasi besi sulfida dibandingkan dengan yang tidak. Protein ini berfungsi untuk meningkatkan toleransi terhadap mineralisasi besi sulfida ion logam saat lahar panas mengalir. ‘kata Dr Sun Jin.
Di antara penemuan mereka adalah petunjuk genetik tentang pelindung logam siput. Ilmuwan percaya toleransi ini memungkinkan siput bertahan hidup karena ion besi di lingkungan bereaksi dengan belerang di sisik mereka, menciptakan besi sulfida.
“Mengungkap genom siput ini memajukan pengetahuan kita tentang mekanisme genetik moluska, meletakkan dasar genetik yang membuka jalan untuk penerapan,” kata Dr. Qian Peiyuan.
(wbs)