Ilmuwan Ungkap Rahasia Fosil Manusia Purba dari 3,6 Juta Tahun Lalu
loading...
A
A
A
MELBOURNE - Teknologi pemindaian yang canggih menyingkap rahasia menarik tentang Little Foot, fosil dari cikal bakal manusia purba yang menghuni Afrika Selatan 3,67 juta tahun lalu. Spesies ini memadukan sifat-sifat dari kera dan manusia yang diangap sebagai nenek moyang langsung dari homo sapiens.
Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah memeriksa bagian-bagian penting dari fosil yang hampir lengkap dan terawetkan dengan baik di fasilitas sinkrotron nasional Inggris, Diamond Light Source. Pemindaian difokuskan pada kubah tengkorak Little Foot - bagian atas tempurung otaknya - dan rahang bawah. (Baca: Fosil Ini Membuktikan Kalau Dinosaurus Juga Mengerami Telurnya)
Spesies Little Foot memadukan sifat-sifat mirip kera dan mirip manusia. Ilmuwan berpendapat kalau spesies ini sebagai nenek moyang langsung manusia.
Ahli paleoantropologi Universitas Witwatersrand Ron Clarke, yang menemukan fosil tersebut di Gua Sterkfontein pada tahun 1990 telah mengidentifikasi spesies tersebut sebagai Australopithecus prometheus.
"Di ruang tengkorak, kami dapat mengidentifikasi saluran vaskular di tulang spons yang mungkin terlibat dalam termoregulasi otak," kata ahli paleoantropologi Universitas Cambridge, Amelie Beaudet, yang memimpin penelitian tersebut dilansir Reuters .
Beaudet mencatat kemungkinan fosil ini memainkan peran kunci dalam peningkatan ukuran otak Australopithecus menjadi manusia modern. “Jaringan gigi sangat terawat. Dia relatif tua karena giginya sudah cukup aus," kata Beaudet. (Baca juga: Google Maps Ungkap Mahluk Misterius di Antartika)
Ilmuwan lainnya, Thomas Connolley mengatakan, Little Foot merupakan elemen pertama dari kerangka yang ditemukan, tingginya kira-kira 130 cm. Little Foot dianggap penting dibandingkan dengan fosil yang disebut Lucy yang berumur sekitar 3,2 juta tahun dan kurang lengkap.
Keduanya adalah spesies dari genus Australopithecus tetapi memiliki ciri biologis yang berbeda. Sama seperti manusia modern dan Neanderthal adalah spesies dari genus yang sama - Homo - tetapi memiliki karakteristik yang berbeda. Spesies Lucy disebut Australopithecus afarensis.
Penemuan sinkrotron didasarkan pada penelitian sebelumnya tentang Little Foot. Spesies ini dapat berjalan tegak sepenuhnya, tetapi memiliki ciri yang menunjukkan bahwa ia juga masih memanjat pohon. Ia memiliki fitur wajah seperti gorila dan tangan yang kuat untuk memanjat. (Baca juga: Arus Besar Laut Samudera Atlantik Berubah, Bumi Dalam Bahaya)
Kakinya lebih panjang dari lengannya, seperti pada manusia modern, menjadikan ini hominin paling kuno yang secara pasti diketahui memiliki sifat itu. “Semua sisa kerangka Australopithecus sebelumnya terpisah-pisah,” kata Clarke.
Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah memeriksa bagian-bagian penting dari fosil yang hampir lengkap dan terawetkan dengan baik di fasilitas sinkrotron nasional Inggris, Diamond Light Source. Pemindaian difokuskan pada kubah tengkorak Little Foot - bagian atas tempurung otaknya - dan rahang bawah. (Baca: Fosil Ini Membuktikan Kalau Dinosaurus Juga Mengerami Telurnya)
Spesies Little Foot memadukan sifat-sifat mirip kera dan mirip manusia. Ilmuwan berpendapat kalau spesies ini sebagai nenek moyang langsung manusia.
Ahli paleoantropologi Universitas Witwatersrand Ron Clarke, yang menemukan fosil tersebut di Gua Sterkfontein pada tahun 1990 telah mengidentifikasi spesies tersebut sebagai Australopithecus prometheus.
"Di ruang tengkorak, kami dapat mengidentifikasi saluran vaskular di tulang spons yang mungkin terlibat dalam termoregulasi otak," kata ahli paleoantropologi Universitas Cambridge, Amelie Beaudet, yang memimpin penelitian tersebut dilansir Reuters .
Beaudet mencatat kemungkinan fosil ini memainkan peran kunci dalam peningkatan ukuran otak Australopithecus menjadi manusia modern. “Jaringan gigi sangat terawat. Dia relatif tua karena giginya sudah cukup aus," kata Beaudet. (Baca juga: Google Maps Ungkap Mahluk Misterius di Antartika)
Ilmuwan lainnya, Thomas Connolley mengatakan, Little Foot merupakan elemen pertama dari kerangka yang ditemukan, tingginya kira-kira 130 cm. Little Foot dianggap penting dibandingkan dengan fosil yang disebut Lucy yang berumur sekitar 3,2 juta tahun dan kurang lengkap.
Keduanya adalah spesies dari genus Australopithecus tetapi memiliki ciri biologis yang berbeda. Sama seperti manusia modern dan Neanderthal adalah spesies dari genus yang sama - Homo - tetapi memiliki karakteristik yang berbeda. Spesies Lucy disebut Australopithecus afarensis.
Penemuan sinkrotron didasarkan pada penelitian sebelumnya tentang Little Foot. Spesies ini dapat berjalan tegak sepenuhnya, tetapi memiliki ciri yang menunjukkan bahwa ia juga masih memanjat pohon. Ia memiliki fitur wajah seperti gorila dan tangan yang kuat untuk memanjat. (Baca juga: Arus Besar Laut Samudera Atlantik Berubah, Bumi Dalam Bahaya)
Kakinya lebih panjang dari lengannya, seperti pada manusia modern, menjadikan ini hominin paling kuno yang secara pasti diketahui memiliki sifat itu. “Semua sisa kerangka Australopithecus sebelumnya terpisah-pisah,” kata Clarke.
(ysw)