Arus Teluk Melambat ke 'Titik Kritis', Iklim Bumi Bisa Kacau Balau

Kamis, 04 Maret 2021 - 23:48 WIB
loading...
A A A
Untuk mengontekstualisasikan perlambatan ini dengan lebih baik dalam studi baru mereka -diterbitkan 25 Februari di jurnal Nature Geoscience- para peneliti berusaha untuk memperpanjang sejarah aliran AMOC hampir 2.000 tahun. Karena tidak ada pengukuran langsung aliran yang tersedia sebelum dua dekade terakhir, tim beralih ke data proxy: informasi dari arsip lingkungan, seperti lingkaran pohon dan inti es, yang dapat membantu menempatkan AMOC dalam perspektif jangka panjang.

Tim menggunakan 11 proxy berbeda, termasuk catatan suhu, data endapan Atlantik, inti sedimen bawah air, dan catatan populasi karang laut dalam, untuk membuat gambaran komprehensif tentang seberapa hangat AMOC dan seberapa cepat pergerakannya selama 1.600 tahun terakhir.

"Kami melihat misalnya pada ukuran butiran di inti sedimen lautan, karena arus yang lebih cepat dapat mengangkut butiran yang lebih besar," jelas Caesar. "Kami juga melihat komposisi spesies karang, karena jenis karang yang berbeda menyukai suhu air yang berbeda, dan sistem Arus Teluk mempengaruhi suhu air di Atlantik Utara."

Bersama-sama, proksi ini menceritakan kisah terpadu tentang penurunan tiba-tiba arus. Hal itu dimulai dengan perlambatan kecil pada sekitar tahun 1850, di akhir Zaman Es Kecil (periode pendinginan global yang berlangsung dari sekitar 1300 hingga 1850). Perlambatan kedua yang lebih dramatis dimulai pada pertengahan abad ke-20. Sejak saat itu, arus melemah dengan tambahan 15%.

"Kami menemukan bukti yang konsisten bahwa sistem selama beberapa dekade terakhir lebih lemah daripada sebelumnya dalam 1.600 tahun terakhir," ungkap Caesar.

Lewati Titik Kritis
Perlambatan ini adalah efek perubahan iklim yang dapat diprediksi, tulis para peneliti. Pemanasan global meningkatkan curah hujan tahunan dan mempercepat pencairan lapisan es, termasuk Lapisan Es Greenland di Atlantik Utara. Kedua faktor ini membuang lebih banyak air tawar ke laut, mengurangi kepadatan dan salinitas air permukaan di ujung utara sabuk konveyor Arus Teluk.

Menurut para peneliti, air tawar ini menghambat seberapa cepat air dapat tenggelam dan memulai perjalanannya kembali ke selatan, melemahkan aliran AMOC secara keseluruhan.

Tim menyimpulkan, pada tingkat perubahan iklim saat ini, aliran Arus Teluk dapat melemah sebesar 45% tambahan pada 2100, membuat arus mendekati titik kritis. Jika aliran terus melemah (atau runtuh seluruhnya), efeknya bisa parah.

"Beberapa penelitian telah menunjukkan perlambatan (AMOC) memperburuk kenaikan permukaan laut di pantai AS untuk kota-kota seperti New York dan Boston," sebut Caesar.

Penelitian lain mengaitkan gelombang panas yang parah dan pola badai di Eropa utara dan Amerika Serikat bagian timur dengan arus yang melemah. "Dampak tepatnya bisa jadi lebih parah," kata Caesar mengingatkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2671 seconds (0.1#10.140)