Waspadai COVID-19 karena Bisa Membuat Penderitanya Tuli

Jum'at, 26 Maret 2021 - 17:45 WIB
loading...
Waspadai COVID-19 karena...
Peneliti menemukan 56 studi yang mengidentifikasi hubungan antara COVID-19 dan masalah pendengaran dan vestibular. Foto/Advanced Hearing Care
A A A
JAKARTA - Menurut penelitian baru penderita virus Corona baru bisa kehilangan pendengaran (tuli) dan masalah pendengaran lainnya.

Peneliti menemukan 56 studi yang mengidentifikasi hubungan antara COVID-19 dan masalah pendengaran dan vestibular. Sistem vestibular mencakup bagian telinga bagian dalam dan otak yang memproses informasi sensorik yang terkait dengan pengendalian keseimbangan dan gerakan mata.

Mereka mengumpulkan data dari 24 studi untuk memperkirakan bahwa prevalensi gangguan pendengaran adalah 7,6%, tinnitus 14,8%, dan vertigo 7,2%. Data mereka terutama menggunakan kuesioner atau catatan medis yang dilaporkan sendiri untuk mendapatkan gejala terkait COVID-19, daripada tes pendengaran yang lebih andal secara ilmiah.

Namun, tim -yang menindaklanjuti tinjauan mereka yang dilakukan setahun lalu- menggambarkan kualitas studi tersebut sebagai adil. “Ada kebutuhan mendesak untuk studi klinis dan diagnostik yang dilakukan dengan hati-hati untuk memahami efek jangka panjang COVID-19 pada sistem pendengaran,” kata Kevin Munro, profesor audiologi di The University of Manchester dan Pusat Penelitian Biomedis Manchester (BRC).

“Juga diketahui bahwa virus seperti campak, gondok dan meningitis dapat menyebabkan gangguan pendengaran, sedikit yang diketahui tentang efek pendengaran dari virus SARS-CoV-2. Meskipun tinjauan ini memberikan bukti lebih lanjut untuk sebuah asosiasi, penelitian yang kami amati memiliki kualitas yang berbeda-beda sehingga lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan," katanya lagi.

Laman sciencefocus.com menyebutkan, Prof Munro memimpin penelitian selama setahun di Inggris untuk menyelidiki kemungkinan dampak jangka panjang dari virus Corona pada pendengaran orang-orang yang sebelumnya dirawat di rumah sakit, karena virus tersebut. Timnya berharap dapat memperkirakan secara akurat jumlah dan tingkat keparahan gangguan pendengaran terkait COVID-19 di Inggris, dan menemukan bagian sistem pendengaran mana yang mungkin terpengaruh.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3402 seconds (0.1#10.140)