Ternyata di Mars Juga Terdapat Awan, Apakah Ini Bukti Adanya Air?

JAKARTA - Foto terbaru yang dikirimkan pengorbit NASA di Mars , Curiosity memperlihatkan bagaimana awan tipis bergerak di atas langit planet merah tersebut. Seperti diketahui, awan terbentuk dari air yang menguap ke angkasa sehingga gambar ini membuat ilmuwan yakin Mars bisa dihuni di masa depan.

Dikutip IFL Science, misi ke Mars terbaru telah melakukan pekerjaan luar biasa dan memberi harapan bahwa Planet Merah adalah tempat nyata yang dapat dikunjungi atau bahkan dihuni suatu hari nanti. Meskipun ilmuwan memiliki foto yang luar biasa dan panorama 360 derajat yang berlimpah, seringkali hal terkecil yang membuatnya begitu akrab sekaligus asing. (Baca: Ajaib, Kotak Emas Ini Akan Menghasilkan Oksigen di Mars)

Terbaru adalah foto hebat dari awan tipis yang lewat di atas Mars . Gambar-gambar tersebut diambil oleh NASA's Curiosity dan disusun kembali oleh Profesor Paul Byrne, seorang profesor ilmu planet di North Carolina State.

Delapan gambar diambil oleh kamera navigasi kanan penjelajah yang dilakukan selama 5 menit pada 19 Maret 2021. Selain awan yang lewat di atas kepala, kami melihat di latar depan tebing sedimen berlapis yang oleh tim sains Curiosity disebut "Mont Mercou".

Struktur seperti pancake ini tingginya sekitar 7 meter dan merupakan bagian dari kawasan perbukitan di kaki Gunung Sharp, fitur geologi yang telah dieksplorasi Curiosity selama beberapa tahun terakhir.

Berbagai lapisan sedimen yang membentuk Mont Mercou adalah endapan terkompresi dan disemen yang kemudian telah terkikis seiring waktu. Itu adalah rekor luar biasa dalam sejarah Planet Merah. (Baca juga: Spesies Baru Bunga Rafflesia Ditemukan di Malaysia, Apa Bedanya?)

Awan dalam gambar terbuat dari es air dan mungkin sangat tipis dibandingkan dengan apa yang kita lihat di planet kita. Itu tidak berarti Mars tidak bisa membuat awan besar.

Salah satu gunung berapi tertinggi di Planet Merah, Arsia Mons, menciptakan awan sepanjang 1.800 kilometer (1.120 mil) dan sepanjang 150 kilometer (93 mil) setiap pagi selama musim semi selatan planet. Mekanisme pembentukannya baru dipahami akhir-akhir ini.