Medan Magnet Bumi Retak Dihantam Angin Matahari Berkecepatan Tinggi

Kamis, 29 Juli 2021 - 21:40 WIB
loading...
Medan Magnet Bumi Retak Dihantam Angin Matahari Berkecepatan Tinggi
Angin surya yang berasal dari lubang di lapisan luar Matahari menghantam Bumi pada Rabu 28 Juli 2021 malam. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Angin surya yang berasal dari lubang di lapisan luar Matahari menghantam Bumi pada Rabu 28 Juli 2021 malam. Dampak dari hantaman angin matahari ini membuat medan magnet Bumi retak dan menggangu satelit orbit rendah.

Astronom mencatat, angin matahari menghantam medan magnet Bumi dengan kecepatan sekitar 400 km per detik. Angin matahari ini pertama kali terlihat keluar dari Matahari pada 25 Juli 2021, ketika pesawat ruang angkasa SDO NASA mendeteksi di wilayah paling atas Matahari.



Akibatnya, Bumi sekarang melewati aliran partikel dan plasma bermuatan listrik ini, yang telah menyebabkan beberapa "keresahan geomagnetik" hari ini (28 Juli).

Meskipun aliran ini diperkirakan tidak akan memicu badai matahari besar, namun telah menyebabkan beberapa gangguan kecil di dalam magnetosfer. Magnetosfer adalah wilayah ruang di sekitar Bumi yang didominasi oleh medan magnet Bumi .

Menurut situs web SpaceWeather.com, Bumi menabrak aliran matahari pada Rabu pagi, 28 Juli 2021. Situs web itu mengatakan: "Bumi memasuki aliran angin matahari yang mengalir 400 km/s dari lubang berliku-liku di atmosfer Matahari.

"Kontak pertama pada dini hari 28 Juli membuka celah di medan magnet Bumi, memicu episode kerusakan geomagnetik minor (KP=4) selama berjam-jam."



Angin matahari dapat mencapai planet ini dalam hitungan hari dan mungkin berubah menjadi badai geomagnetik (matahari) ketika mereka terjerat dengan medan magnet planet. Astronom memperingatkan potensi gangguan pada jaringan listrik dan operasi satelit.

Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa AS (SWPC) menjelaskan, interaksi antara angin matahari dan medan magnet Bumi , dan pengaruh atmosfer dan ionosfer yang mendasarinya, menciptakan berbagai wilayah medan, plasma, dan arus di dalam magnetosfer seperti plasmasfer.

"Konsekuensinya adalah kondisi di dalam magnetosfer sangat dinamis dan menciptakan apa yang kita sebut 'cuaca antariksa' yang dapat memengaruhi sistem teknologi dan aktivitas manusia."

Apa pun di atas indeks KP empat (KP=4) berpotensi memulai badai matahari, dengan peristiwa KP=5 dianggap sebagai peristiwa G1 Minor.



Badai G3 Kuat (KP=7), di sisi lain, dapat meningkatkan hambatan pada satelit orbit rendah Bumi dan menyebabkan gangguan intermiten pada GPS dan komunikasi radio.

Pada skala akhir G5 Extreme (KP=9), SWPC mengatakan masalah kontrol tegangan dan masalah sistem pelindung dapat terjadi, beberapa sistem jaringan mungkin mengalami mati total.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2701 seconds (0.1#10.140)