Burnout, Capek Fisik dan Mental Gara-Gara Covid-19, Apakah Anda Pernah Mengalaminya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sudah lebih dari setahun pandemi Covid-19 menghantam. Di tengah situasi yang tak menentu serta pola hidup yang banyak berubah bahkan bergeser, ternyata berdampak terhadap kondisi psikis seseorang.
Ditambah tekanan serta tuntutan hidup, seperti pekerjaan hingga kewajiban belajar-mengajar, membuat fenomena “burnout” menjadi sesuatu yang tak terhindarkan.
Apa itu burnout? Frasa ini sekarang cukup populer, terlebih bagi golongan millennials. Seiring fenomena yang termasuk kategori sindrom tersebut banyak yang mengalaminya.
Definisi dan Ciri-Ciri
Burnout adalah istilah dalam psikologi yang merujuk pada kondisi seseorang yang sedang mengalami lelah secara fisik, emosi, dan juga psikis secara sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Kondisi tersebut berbeda dengan stres biasa. Lalu bagaimana membedakan apakah seseorang mengalami burnout atau hanya sedang stress?
Ada beberapa tanda klinis yang bisa diamati, seperti merasa selalu lelah walaupun sudah istirahat atau tidur dalam waktu cukup.
Selain itu, saat dihadapkan pada suatu pekerjaan atau urusan yang biasa dihadapinya atau bahkan yang mudah sekalipun, orang yang mengalami burnout langsung akan merasa tidak berdaya seperti kehilangan motivasi hingga merasa gugup bahkan sampai berkeringat dan badan gemetar.
Yang lebih mengkhawatirkan dari dampak burnout adalah, seseorang yang sedang mengalami sindrom tersebut juga terkadang akan menderita sakit secara fisik. Salah satu ciri-ciri nya adalah nyeri yang dialami di beberapa persendian tubuh.
Cara Mengatasi Burnout
Menyadari dan mengetahui bahwasanya Anda ataupun seseorang sedang mengalami burnout menjadi penting agar kita bisa melakukan langkah antisipasi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir burnout. Yang pertama dan terpenting adalah seseorang yang menunjukkan gejala sindrom tersebut harus segera melakukan self-care sebagai bentuk pertolongan pertama.
Istirahat dan tidur sangat disarankan untuk mencegah kelelahan yang berlanjut. Selain itu, bisa juga dengan melakukan relaksasi seperti senam pernafasan ataupun menghirup aromaterapi.
Self-care ini juga termasuk melakukan refleksi diri atas apa yang telah terjadi selama ini, terutama mengingat kembali hal-hal berharga maupun momen bahagia yang mungkin bisa membantu menemukan motivasi yang sedang menurun.
Selanjutnya yang perlu dilakukan bagi orang yang akan atau sedang mengalami burnout adalah mencari dukungan dari lingkungan sekitar.
Misalnya berbicara dengan orang yang dipercaya atau disayangi untuk menceritakan kondisinya. Saat bercerita, jangan lupa minta dukungan dari mereka.
Yang terakhir dan tak kalah penting, cobalah untuk menerapkan teknik 3D dalam setiap urusan terutama yang terkait pekerjaan. 3D tersebut yaitu Delay (menunda sesuatu untuk sementara waktu ), Delegate (melimpahkan suatu urusan), dan juga Drop (meninggalkan sesuatu).
Jangan sungkan dan takut untuk melakukan ketiga hal tersebut apalagi ketika benar-benar telah berada dalam situasi burnout. Karena urusan yang terkait pekerjaan itulah yang seringkali menjadi penyebab dari seseorang mengalami sindrom tersebut.
Ditambah tekanan serta tuntutan hidup, seperti pekerjaan hingga kewajiban belajar-mengajar, membuat fenomena “burnout” menjadi sesuatu yang tak terhindarkan.
Baca Juga
Apa itu burnout? Frasa ini sekarang cukup populer, terlebih bagi golongan millennials. Seiring fenomena yang termasuk kategori sindrom tersebut banyak yang mengalaminya.
Definisi dan Ciri-Ciri
Burnout adalah istilah dalam psikologi yang merujuk pada kondisi seseorang yang sedang mengalami lelah secara fisik, emosi, dan juga psikis secara sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Kondisi tersebut berbeda dengan stres biasa. Lalu bagaimana membedakan apakah seseorang mengalami burnout atau hanya sedang stress?
Ada beberapa tanda klinis yang bisa diamati, seperti merasa selalu lelah walaupun sudah istirahat atau tidur dalam waktu cukup.
Selain itu, saat dihadapkan pada suatu pekerjaan atau urusan yang biasa dihadapinya atau bahkan yang mudah sekalipun, orang yang mengalami burnout langsung akan merasa tidak berdaya seperti kehilangan motivasi hingga merasa gugup bahkan sampai berkeringat dan badan gemetar.
Yang lebih mengkhawatirkan dari dampak burnout adalah, seseorang yang sedang mengalami sindrom tersebut juga terkadang akan menderita sakit secara fisik. Salah satu ciri-ciri nya adalah nyeri yang dialami di beberapa persendian tubuh.
Cara Mengatasi Burnout
Menyadari dan mengetahui bahwasanya Anda ataupun seseorang sedang mengalami burnout menjadi penting agar kita bisa melakukan langkah antisipasi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir burnout. Yang pertama dan terpenting adalah seseorang yang menunjukkan gejala sindrom tersebut harus segera melakukan self-care sebagai bentuk pertolongan pertama.
Istirahat dan tidur sangat disarankan untuk mencegah kelelahan yang berlanjut. Selain itu, bisa juga dengan melakukan relaksasi seperti senam pernafasan ataupun menghirup aromaterapi.
Self-care ini juga termasuk melakukan refleksi diri atas apa yang telah terjadi selama ini, terutama mengingat kembali hal-hal berharga maupun momen bahagia yang mungkin bisa membantu menemukan motivasi yang sedang menurun.
Selanjutnya yang perlu dilakukan bagi orang yang akan atau sedang mengalami burnout adalah mencari dukungan dari lingkungan sekitar.
Misalnya berbicara dengan orang yang dipercaya atau disayangi untuk menceritakan kondisinya. Saat bercerita, jangan lupa minta dukungan dari mereka.
Yang terakhir dan tak kalah penting, cobalah untuk menerapkan teknik 3D dalam setiap urusan terutama yang terkait pekerjaan. 3D tersebut yaitu Delay (menunda sesuatu untuk sementara waktu ), Delegate (melimpahkan suatu urusan), dan juga Drop (meninggalkan sesuatu).
Jangan sungkan dan takut untuk melakukan ketiga hal tersebut apalagi ketika benar-benar telah berada dalam situasi burnout. Karena urusan yang terkait pekerjaan itulah yang seringkali menjadi penyebab dari seseorang mengalami sindrom tersebut.
(dan)