Teknologi Baru Buka Harapan Pencarian Malaysia Airlines MH370

Selasa, 07 September 2021 - 14:00 WIB
loading...
Teknologi Baru Buka Harapan Pencarian Malaysia Airlines MH370
Peristiwa tragis hilangnya Malaysia Airlines MH370 telah mencapai 8 tahun dan masih belum diketahui lokasi dan penyebabnya. Foto/DOK. Reuters.
A A A
JAKARTA - Upaya pencarian hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 yang jatuh pada 8 Maret 2014 sedikit menemukan harapan dengan hadirnya teknologi baru yang dinamakan Global Detection and Tracking of Aircraft Anywhere Anytime (GDTAAA). Teknologi ini merupakan teknologi yang dikembangkan oleh ilmuwan luar angkasa, Richard Godfrey.

Nama Richard Godfrey bukan nama yang asing dalam upaya pencarian Malaysia Airlines MH370. Tahun lalu dia mencoba menemukan pesawat berbendera Malaysia itu dengan teknologi Weak Signal Propagation (WSPR).

Saat itu Richard Godfrey, dengan mengandalkan WSPR menyimpulkan bahwa pilot pesawat Malaysia Airlines MH370 sengaja mengalihkan pesawat keluar jalur yang semestinya untuk menghindari radar.



Di teknologi GDTAAA, Richard Godfrey mencoba mengolah data yang ada di WSPR kemudian dimasukkan secara otomatis ke dalam sistem pelacakan penerbangan. Dia sendiri sudah melakukan serangkaian percobaan untuk membuktikan kemampuan teknologi GDTAAA dengan melibatkan aktivitas penerbangan.

Teknologi Baru Buka Harapan Pencarian Malaysia Airlines MH370


Salah satu tes GDTAAA terbaru dilakukan bekerja sama dengan seorang mantan pilot maskapai penerbangan Qantas, Mike Glynn. Proses uji coba dilakukan dengan menggunakan pesawat Qantas A330-200 dengan jalur terbang Samoa-Adelaide.

Jalur penerbanganitu dipilih karena rute Samoa-Adelaide memiliki kesamaan rute saat MH370 menghilang yakni tidak adanya siaran informasi Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B). Dari rute itu Richard Godfrey mencoba mendeteksi keberadaan pesawat dengan menggunakan WSPR dan mengolah lokasi yang tepat dengan teknologi GDTAAA.

“Ketika sebuah pesawat memasuki area turbulensi, sinyal tautan WSPR langsung dihasilkan. Sinyal WSPR siap direkam ke belahan dunia lain pada jarak lebih dari 20.000 km. Sinyal memantul antara pembiasan kembali dari ionosfer dan pantulan permukaan bumi dalam beberapa lompatan," jelas Richard Godfrey.



Sinyal itu kemudian yang akan diolah melalui GDTAAA. Diharapkan cara ini akan sangat membantu dalam pencarian MH370.

Disebutkan Airlineratings, Richard Godfrey masih melanjutkan rangkaian tes lainnya di beberapa wilayah penerbangan yang juga tidak memiliki siaran informasi ADS-B. Dengan rangkaian percobaan itu diharapkan lokasi penemuan MH370 akan jadi lebih akurat. Infodig menyebutkan rencana pencarian MH370 yang akan dilakukan Richard Godfrey dengan dilakukan pada 2022 atau 2023.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2030 seconds (0.1#10.140)