Bulan Sabit Baru Saja Selamatkan Bumi dari Kiamat Internet
loading...
A
A
A
NEW YORK - Gangguan pada magnetosfer Bumi yang disebabkan badai geomagnetiki Matahari ini dapat menyebabkan kekacauan di Bumi. Namun fenomena Bulan Sabit yang membesar menyelamatkan Bumi dari Kiamat internet karena badai tersebut
Seperti dilansir dari Express.uk, badai Matahari yang dimulai sejak 28 Agustus 2021 lalu ini lahir dari suar yang berasal dari bintik Matahari yang dekat dengan Bumi. BACA JUGA -
Badai Magnetosfer, Mulai Hari Ini Bumi Akan Alami Gangguan yang Tak Biasa
Badai Matahari bergerak dengan kecepatan lebih dari 300 kilometer (km) per detik. Artinya kecepatannya ini melebihi satu juta kilometer per jam.
Peneliti dari Space Weather, Dr Tony Philips mengatakan, kekacauan geomagnetik kecil kemungkinan terjadi ketika aliran angin Matahari menghantam medan magnet Bumi dan bisa menyebabkan Kiamat internet.
"Material gas mengalir dari lubang selatan di atmosfer Matahari. Namun Bulan Sabit yang membesar kemungkinan tidak akan mengganggu aurora lintang tinggi," ujarnya.
Saat magnetosfer dibombardir oleh badai Matahari, cahaya biru yang menakjubkan dapat muncul saat lapisan atmosfer itu membelokkan partikel tersebut.
Sebuah pernyataan di situs web SWPC menyatakan bahwa fenomena yang dikenal sebagai Corona Mass Ejection (CME) diperkirakan telah mencapai Bumi.
CME, juga disebut sebagai badai geomagnetik, ditempatkan pada skala 1 hingga 5 di mana 1 adalah yang terlemah dan 5 yang paling berpotensi menyebabkan kerusakan.
Associate Professor dari Institute of Disaster Risk and Reduction, Dr. Robert Wicks sebelumnya mengatakan badai geomagnetik dapat menyebabkan gangguan pasokan listrik.
"Jika ada badai geomagnetik yang cukup besar untuk memutus pasokan energi di Inggris, itu berarti radiasi di luar angkasa sangat buruk. Hal ini akan menyebabkan satelit rusak atau tidak dapat beroperasi dalam jangka waktu tertentu dimana komunikasi satelit, GPS dan prakiraan cuaca akan berisiko terganggu," tandasnya.
Seperti dilansir dari Express.uk, badai Matahari yang dimulai sejak 28 Agustus 2021 lalu ini lahir dari suar yang berasal dari bintik Matahari yang dekat dengan Bumi. BACA JUGA -
Badai Magnetosfer, Mulai Hari Ini Bumi Akan Alami Gangguan yang Tak Biasa
Badai Matahari bergerak dengan kecepatan lebih dari 300 kilometer (km) per detik. Artinya kecepatannya ini melebihi satu juta kilometer per jam.
Peneliti dari Space Weather, Dr Tony Philips mengatakan, kekacauan geomagnetik kecil kemungkinan terjadi ketika aliran angin Matahari menghantam medan magnet Bumi dan bisa menyebabkan Kiamat internet.
"Material gas mengalir dari lubang selatan di atmosfer Matahari. Namun Bulan Sabit yang membesar kemungkinan tidak akan mengganggu aurora lintang tinggi," ujarnya.
Saat magnetosfer dibombardir oleh badai Matahari, cahaya biru yang menakjubkan dapat muncul saat lapisan atmosfer itu membelokkan partikel tersebut.
Sebuah pernyataan di situs web SWPC menyatakan bahwa fenomena yang dikenal sebagai Corona Mass Ejection (CME) diperkirakan telah mencapai Bumi.
CME, juga disebut sebagai badai geomagnetik, ditempatkan pada skala 1 hingga 5 di mana 1 adalah yang terlemah dan 5 yang paling berpotensi menyebabkan kerusakan.
Associate Professor dari Institute of Disaster Risk and Reduction, Dr. Robert Wicks sebelumnya mengatakan badai geomagnetik dapat menyebabkan gangguan pasokan listrik.
"Jika ada badai geomagnetik yang cukup besar untuk memutus pasokan energi di Inggris, itu berarti radiasi di luar angkasa sangat buruk. Hal ini akan menyebabkan satelit rusak atau tidak dapat beroperasi dalam jangka waktu tertentu dimana komunikasi satelit, GPS dan prakiraan cuaca akan berisiko terganggu," tandasnya.
(wbs)