Manfaatkan Tenaga Gravitasi Air Sungai, Pompa Hidram Dibangun di Tabanan
loading...
A
A
A
BALI - Krisis air bersih tentunya memberi pengaruh yang cukup besar bagi setiap makhluk hidup yang tinggal di bumi. Hal tersebut dapat terjadi karena air adalah salah satu unsur terpenting yang menunjang kehidupan bagi seluruh makhluk.
Oleh karenanya Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak menginisiasi pemanfaatkan sumber air sungai untukpertaniandan dikonsumsi.
Melalui proses panjang dan melelahkan, dan lima tahun lalu pompa hidram yang dibangun di Wonogiri sempat gagal, namun tidak membuat Panglima Kodam IX Udayana itu menyerah.
Sekitar 1 tahun sebagai Pangdam Udayana, Jenderal Bintang Dua itu akhirnya dapat menciptakan pompa hidram di sungai Desa Tanguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, Bali.
Pompa hidram dapat mengairi areal pertanian yang mencapai 220 hekter di Kecamatan Selemadeg Timur, khususnya di Subak Lanyah Delod.
Pembangunan pompa hidram di Desa Tanguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan yang memanfaatkan sumber tenaga yang berasal dari gravitasi air sungai dan baru pertama kali diciptakan dalam sejarah di Indonesia ini, diresmikan, kemarin.
Peresmian pompa hidram tersebut dihadiri para pejabat Forkompimprov Bali seperti Gubernur Bali, I Wayan Koster, Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danuputra, Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, para tokoh masyarakat hingga warga kampung.
Dalam kesempatan itu cukup banyak yang mengapresiasi gagasan Kodam Udayana yang dapat menciptakan pompa hidram untuk membantu masyarakat atas kebutuhan air bersih maupun sebagai sumber mata air untuk pertanian dan lainnya.
Apresiasi itu setidaknya dikemukakan Bupati Tabanan dan salah satu tokoh masyarakat yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.
Adapun Pangdam IX Udayana mengemukakan, pengolahan pompa hidram hanya mengandalkan sumber gravitasi air sungai. Jadi tidak ada aliran listrik untuk mengairi areal pertanian dan kebutuhan air bersih bagi warga yang tinggal di atas sungai.
Oleh karenanya Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak menginisiasi pemanfaatkan sumber air sungai untukpertaniandan dikonsumsi.
Melalui proses panjang dan melelahkan, dan lima tahun lalu pompa hidram yang dibangun di Wonogiri sempat gagal, namun tidak membuat Panglima Kodam IX Udayana itu menyerah.
Sekitar 1 tahun sebagai Pangdam Udayana, Jenderal Bintang Dua itu akhirnya dapat menciptakan pompa hidram di sungai Desa Tanguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, Bali.
Pompa hidram dapat mengairi areal pertanian yang mencapai 220 hekter di Kecamatan Selemadeg Timur, khususnya di Subak Lanyah Delod.
Pembangunan pompa hidram di Desa Tanguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan yang memanfaatkan sumber tenaga yang berasal dari gravitasi air sungai dan baru pertama kali diciptakan dalam sejarah di Indonesia ini, diresmikan, kemarin.
Peresmian pompa hidram tersebut dihadiri para pejabat Forkompimprov Bali seperti Gubernur Bali, I Wayan Koster, Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danuputra, Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, para tokoh masyarakat hingga warga kampung.
Dalam kesempatan itu cukup banyak yang mengapresiasi gagasan Kodam Udayana yang dapat menciptakan pompa hidram untuk membantu masyarakat atas kebutuhan air bersih maupun sebagai sumber mata air untuk pertanian dan lainnya.
Apresiasi itu setidaknya dikemukakan Bupati Tabanan dan salah satu tokoh masyarakat yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.
Adapun Pangdam IX Udayana mengemukakan, pengolahan pompa hidram hanya mengandalkan sumber gravitasi air sungai. Jadi tidak ada aliran listrik untuk mengairi areal pertanian dan kebutuhan air bersih bagi warga yang tinggal di atas sungai.