Jangan Berimajinasi, Ini Prediksi Kondisi Bumi di 2100

Rabu, 29 September 2021 - 11:36 WIB
loading...
Jangan Berimajinasi, Ini Prediksi Kondisi Bumi di 2100
Temperatur bumi mengalami kenaikan tiap tahunnya secara global. Pada 2100 bumi suhu yang panas membuat area bertani semakin kecil dan mendekat ke kutub. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Para ilmuwan banyak melakukan penelitian ilmiah guna menemukan dampak jangka panjang dari perubahan iklim yang terjadi di bumi . Beberapa fenomena seperti naiknya tingkat gas rumah kaca, suhu dan permukaan laut dihitung untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa ddepan.

Seperti yang yang ada dalam publikasi United Nations Assessment of Nationally Determined Contributions (NDCs). Laporan tersebut menyebutkan perkembangan saat ini untuk menangkal peningkatan suhu udara tidak begitu menjanjikan, sehingga bisa saja temperatur naik 2,7 derajat Celsius di tahun 2100.

Ini merupakan kondisi berbahaya yang bisa terjadi di 2100 dimana kebakaran, badai, kekeringan, banjir dan panas , pergeseran tanah dan perubahan ekosistem perairan, akan marak terjadi. "Menurut permodelan kami, temperatur rata-rata global akan terus naik di atas tahun 2100," tulis laporan, dikutip dari Science Alert, Rabu (29/9/2021).



Jangan Berimajinasi, Ini Prediksi Kondisi Bumi di 2100


Dalam skenario itu, area yang cocok untuk bertani akan menurun dan wilayah dimana tanaman bisa tumbuh subur akan bergerak lebih dekat ke kutub bumi.

Lebih lanjut, peneliti laporan itu menemukan tekanan panas dapat mencapai tingkat yang fatal bagi manusia di daerah tropis yang saat ini berpenduduk padat.



Daerah yang sudah mencapai tingkat panas seperti itu kemungkinan sudah tidak layak huni. Bahkan di bawah skenario mitigasi tinggi, mereka menemukan bahwa permukaan laut terus naik karena mengembang dan bercampurnya air di lautan yang memanas.

"Meskipun temuan kami didasarkan pada satu model iklim, mereka berada dalam kisaran proyeksi yang lain dan saling membantu mengungkap besarnya potensi pergolakan iklim pada skala waktu yang lebih lama," terang penelitian tersebut.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1707 seconds (0.1#10.140)