Ilmuwan Ungkap Dampak Kiamat dari Tumbukan Asteroid Pemusnah Dinosaurus
loading...
A
A
A
TEXAS - Ilmuwan meneliti bekas tumbukan asteroid pemusnah dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu di bawah perairan Teluk Meksiko, kawah Chicxulub. Dalam peristiwa 'kiamat' ini, 80% spesies hewan musnah termasuk dinosaurus.
Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan di Nature Communications mengungkapkan, asteroid yang memusnahkan dinosaurus itu berdiameter sekitar 12 kilometer dan melaju sekitar 43.000 km/jam dan membuat kawah selebar 200 km.
Profesor riset dari Institut Geofisika Universitas Texas Sean Gulick memperkirakan bahwa dampak tumbukan tersebut membuat menguapkan batuan evaporit, mengirimkan 325 gigaton belerang dalam bentuk aerosol belerang, serta 435 gigaton karbon dioksida ke atmosfer.
Tumbukan itu juga memicu tsunami besar , gelombang air dangkal yang merambat melalui lautan Bumi. Gelombang awalnya mencapai tsunami setinggi 1,5 km dengan kecepatan 143 km/jam. Gelombang lainnya dengan ketinggian 15 meter terjadi di Samudra Atlantik dan 4 meter di Samudra Pasifik Utara.
Terlebih lagi, bukti pengendapan dari gelombang besar tersimpan dalam catatan sedimen di sekitar Louisiana. Survei seismik 3D geologi di bawah Louisiana mengungkapkan mega riak asimetris setinggi 16 meter yang mengarah kembali ke lokasi tumbukan di Teluk.
Batu yang hancur dan abu yang mengalir kembali ke permukaan setelah tumbukan juga memicu serangkaian kebakaran hutan. Asap dan abu tambahan kemungkinan berkontribusi pada selubung pendingin yang membuat sinar matahari tidak bisa masuk ke bumi dan menciptakan musim dingin yang panjang.
Gulick percaya, masalah utama yang terjadi setelah tumbukan membuat peruabahan atmosfer yang ekstrem. Selubung mengerikan membuat musim dingin berlangsung hingga lebih dari satu dekade.
"Satu-satunya cara untuk membuat peristiwa kepunahan massal adalah mengacaukan sesuatu yang mempengaruhi seluruh planet. Di sini Anda memiliki bukti langsung tentang itu terjadi," katanya dikutip dari Live Science.
Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan di Nature Communications mengungkapkan, asteroid yang memusnahkan dinosaurus itu berdiameter sekitar 12 kilometer dan melaju sekitar 43.000 km/jam dan membuat kawah selebar 200 km.
Profesor riset dari Institut Geofisika Universitas Texas Sean Gulick memperkirakan bahwa dampak tumbukan tersebut membuat menguapkan batuan evaporit, mengirimkan 325 gigaton belerang dalam bentuk aerosol belerang, serta 435 gigaton karbon dioksida ke atmosfer.
Tumbukan itu juga memicu tsunami besar , gelombang air dangkal yang merambat melalui lautan Bumi. Gelombang awalnya mencapai tsunami setinggi 1,5 km dengan kecepatan 143 km/jam. Gelombang lainnya dengan ketinggian 15 meter terjadi di Samudra Atlantik dan 4 meter di Samudra Pasifik Utara.
Terlebih lagi, bukti pengendapan dari gelombang besar tersimpan dalam catatan sedimen di sekitar Louisiana. Survei seismik 3D geologi di bawah Louisiana mengungkapkan mega riak asimetris setinggi 16 meter yang mengarah kembali ke lokasi tumbukan di Teluk.
Batu yang hancur dan abu yang mengalir kembali ke permukaan setelah tumbukan juga memicu serangkaian kebakaran hutan. Asap dan abu tambahan kemungkinan berkontribusi pada selubung pendingin yang membuat sinar matahari tidak bisa masuk ke bumi dan menciptakan musim dingin yang panjang.
Gulick percaya, masalah utama yang terjadi setelah tumbukan membuat peruabahan atmosfer yang ekstrem. Selubung mengerikan membuat musim dingin berlangsung hingga lebih dari satu dekade.
"Satu-satunya cara untuk membuat peristiwa kepunahan massal adalah mengacaukan sesuatu yang mempengaruhi seluruh planet. Di sini Anda memiliki bukti langsung tentang itu terjadi," katanya dikutip dari Live Science.
(ysw)