Fosil Kalajengking Laut Raksasa Ditemukan di China
loading...
A
A
A
BEIJING - Ahli palaentologi baru-baru ini telah menemukan sisa-sisa tulang kalajengking laut raksasa di China. Predator yang hidup sekitar 435 juta tahun lalu ini memiliki ukuran sekitar satu meter.
Dikutip dari Live Science, Sabtu (23/10/2021), sisa-sisa kalajengking dari spesies Terropterus xiushanensis ini merupakan eurypterid atau artropoda kuno yang terkait erat dengan kepiting tapal kuda, tulis para peneliti dalam jurnal Science Bulletin edisi 30 November.
Predator yang menakutkan ini diperkirakan hidup selama periode Silur sekitar 443,8 juta tahun yang lalu. Pada saat itu, kalajengking menjadi predator puncak di bawah air dengan menerkam ikan dan moluska serta mendorongnya ke dalam mulut.
Eurypterids terdeteksi mempunyai berbagai ukuran, dengan yang terkecil seukuran tangan manusia dan yang terbesar sebesar manusia dewasa. Sedangkan spesies yang baru ditemukan ini diperkirakan T. xiushanensis dari keluarga Mixopteriade.
Bo Wang dari Institut Geologi Nanjing dan Paleontologi di Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan, data terkait hewan yang baru ditemukan ini sangat minim.
"Pengetahuan kami tentang hewan aneh ini terbatas hanya pada empat spesies dalam dua genera yang dijelaskan 80 tahun lalu," kata Wang.
Empat spesies itu meliputi, Mixopterus kiaeri dari Norwegia, Mixopterus multispinosus dari New York, Mixopterus simonsoni dari Estonia, dan Lanarkopterus dolichoschelus dari Skotlandia.
T. xiushanensis juga merupakan mixtopterid pertama yang ditemukan di superbenua Gondwana, yang terbentuk setelah superbenua besar Pangea pecah menjadi dua.
Dikutip dari Live Science, Sabtu (23/10/2021), sisa-sisa kalajengking dari spesies Terropterus xiushanensis ini merupakan eurypterid atau artropoda kuno yang terkait erat dengan kepiting tapal kuda, tulis para peneliti dalam jurnal Science Bulletin edisi 30 November.
Predator yang menakutkan ini diperkirakan hidup selama periode Silur sekitar 443,8 juta tahun yang lalu. Pada saat itu, kalajengking menjadi predator puncak di bawah air dengan menerkam ikan dan moluska serta mendorongnya ke dalam mulut.
Eurypterids terdeteksi mempunyai berbagai ukuran, dengan yang terkecil seukuran tangan manusia dan yang terbesar sebesar manusia dewasa. Sedangkan spesies yang baru ditemukan ini diperkirakan T. xiushanensis dari keluarga Mixopteriade.
Bo Wang dari Institut Geologi Nanjing dan Paleontologi di Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan, data terkait hewan yang baru ditemukan ini sangat minim.
"Pengetahuan kami tentang hewan aneh ini terbatas hanya pada empat spesies dalam dua genera yang dijelaskan 80 tahun lalu," kata Wang.
Empat spesies itu meliputi, Mixopterus kiaeri dari Norwegia, Mixopterus multispinosus dari New York, Mixopterus simonsoni dari Estonia, dan Lanarkopterus dolichoschelus dari Skotlandia.
T. xiushanensis juga merupakan mixtopterid pertama yang ditemukan di superbenua Gondwana, yang terbentuk setelah superbenua besar Pangea pecah menjadi dua.
(ysw)