Puncak Hujan Meteor Leonids Tahun Ini Diperkirakan Terjadi pada 17 November

Kamis, 11 November 2021 - 22:30 WIB
loading...
Puncak Hujan Meteor Leonids Tahun Ini Diperkirakan Terjadi pada 17 November
FENOMENA hujan meteor tahunan atau Leonids kembali terjadi pada November tahun ini dan diperkirakan puncaknya pada tanggal 17 atau 18. Foto/Ist/inverse.com
A A A
FENOMENA hujan meteor tahunan atau Leonids kembali terjadi pada November tahun ini dan diperkirakan puncaknya pada tanggal 17 atau 18. Namun, pada saat puncak hujan meteor , Bulan sedang pada fase purnama .

Itu berarti Bulan berada di tengah siklus periodiknya, dengan sekitar 50 persen dari total kecerahannya. Meskipun bukan kondisi ideal untuk melihat hujan meteor, tapi masih dapat melihat beberapa Leonids melesat melintasi langit.

“Bulan purnama yang cerah akan keluar hampir sepanjang malam,” kata EarthSky. "Ini baru terbenam pada dini hari sebelum matahari terbit." (Baca juga; Astronot Prancis Melihat Cahaya Terang yang Melebihi Bulan Purnama )

Hujan meteor Leonids terakhir mencapai puncaknya pada 17 November 2020, menghasilkan 10 hingga 15 meteor per jam. Kemungkinan tahun ini jumlahnya akan berkurang karena bersamaan dengan Bulan Purnama.

Hujan meteor mulai menghujani atmosfer Bumi dari 6 hingga 30 November dan puncaknya pada tanggal 17/18. Waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor Leonids adalah setelah tengah malam, pukul 01.00 sampai 05.00.

Untuk menyaksikan hujan meteor, lihat ke arah kelompok bintang yang berbentuk seperti surai singa di langit utara antara Cancer dan Virgo dan di dekat rasi bintang Biduk. Hujan meteor Leonids tampaknya berasal dari bintang tertentu di Konstelasi Leo yang dikenal sebagai Gamma Leonis atau Algieba.

Ini adalah sistem bintang biner dan salah satu titik paling terang di langit malam. Hujan meteor Leonids juga dikenal karena kecepatannya, diperkirakan terbang melintasi langit dengan kecepatan 44 mil per detik.

Hujan meteor adalah sisa-sisa pecahan komet dan asteroid. Benda-benda berbatu ini terdiri dari gas beku, debu, dan bahan lainnya. Beberapa di antaranya berasal dari pembentukan Tata Surya. (Baca juga; Purnama hingga Hujan Meteor Terjadi di Pekan Keempat Juni 2021 )

Saat batuan ruang angkasa ini bergerak lebih dekat ke Matahari, tarikan gravitasi bintang yang kuat dapat melemahkan dan memecahnya saat mendekat. Debu membentuk jejak, yang dilalui Bumi setiap tahun saat mengorbit mengelilingi Matahari.

Sebagian dari debu itu berinteraksi dengan atmosfer Bumi dan hancur, membentuk garis-garis api yang kita amati di langit dan disebut meteor. Hujan meteor Leonid terkenal cerah dan terang berwarna-warni.

Pada akhir tahun 2021, masih ada hujan meteor Geminid dan Ursid pada 4-17 Desember. Pada tahun 2022, hujan meteor pertama yang memulai Tahun Baru adalah hujan meteor Quadrantids, puncaknya pada 2 Januari. Hujan meteor Lyrid akan menyusul di musim semi, dari 14 April 2022 hingga 30 April 2022.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1397 seconds (0.1#10.140)