Arkeolog Mesir Ungkap Kelicikan Raja Ay Menukar Makam Tutankhamun
loading...
A
A
A
KAIRO - Selama ini, arkeolog masih bertanya-tanya soal makam Raja Tutankhamun yang termasyur berada di makam yang begitu kecil. Belakangan diketahui kalau makam megah yang dibangun Raja Tutankhamun untuknya ketika meninggal kelak sudah ditukar oleh raja penggantinya, Ay.
Dikutip dari Express, Kamis (25/11/2021), makam Raja Tutankhamun ditemukan oleh arkeolog Inggris, Howard Carter pada 4 November 1922. Makam yang ditemukan relatif utuh, padahal makam raja Mesir lainnya kebanyakan dijarah oleh para pemburu harta karun.
Seorang ahli Mesir Kuno mengatakan, makam Tut masih utuh karena dianggap pemburu harta karun tidak istimewa. Makam itu cukup kecil dan sederhana, padahal Tutankhamun memiliki posisi yang prestise pada era Mesir Kuno.
Pertanyaan mengapa makam firaun besar tidak layak untuk seorang raja telah membingungkan para ahli Mesir Kuno selama beberapa dekade.
Aliaa Ismail, seorang Egyptologist yang muncul dalam film dokumenter National Geographic, 'Lost Treasures of Egypt', percaya dia telah menemukan alasannya.
Dkatakan Ismail, penerus Tutankhamun , Raja Ay berusaha menghilangkan raja termashur itu dari sejarah Mesir dengan memakamkan tubuhnya di sebuah makam kecil yang dihias dengan buruk.
Saat memeriksa makam Ay untuk mencari petunjuk, Ismail melihat ke dinding yang dipenuhi karya seni babun, dan berkata: "Baik Tut dan Ay memilih gambar yang sama, hampir seperti orang yang sama memilih apa yang ada di setiap makam."
Makam Ay dan Tutankhamun sangat mirip, menunjukkan bahwa itu dibuat oleh orang yang sama. Namun, hanya makam Ay yang cocok untuk seorang firaun atau raja.
Dikutip dari Express, Kamis (25/11/2021), makam Raja Tutankhamun ditemukan oleh arkeolog Inggris, Howard Carter pada 4 November 1922. Makam yang ditemukan relatif utuh, padahal makam raja Mesir lainnya kebanyakan dijarah oleh para pemburu harta karun.
Seorang ahli Mesir Kuno mengatakan, makam Tut masih utuh karena dianggap pemburu harta karun tidak istimewa. Makam itu cukup kecil dan sederhana, padahal Tutankhamun memiliki posisi yang prestise pada era Mesir Kuno.
Pertanyaan mengapa makam firaun besar tidak layak untuk seorang raja telah membingungkan para ahli Mesir Kuno selama beberapa dekade.
Aliaa Ismail, seorang Egyptologist yang muncul dalam film dokumenter National Geographic, 'Lost Treasures of Egypt', percaya dia telah menemukan alasannya.
Dkatakan Ismail, penerus Tutankhamun , Raja Ay berusaha menghilangkan raja termashur itu dari sejarah Mesir dengan memakamkan tubuhnya di sebuah makam kecil yang dihias dengan buruk.
Saat memeriksa makam Ay untuk mencari petunjuk, Ismail melihat ke dinding yang dipenuhi karya seni babun, dan berkata: "Baik Tut dan Ay memilih gambar yang sama, hampir seperti orang yang sama memilih apa yang ada di setiap makam."
Makam Ay dan Tutankhamun sangat mirip, menunjukkan bahwa itu dibuat oleh orang yang sama. Namun, hanya makam Ay yang cocok untuk seorang firaun atau raja.