Benarkah Matahari Terbit dari Barat Tanda itu Tanda Kiamat, Ini Jawaban NASA

Minggu, 28 November 2021 - 07:00 WIB
loading...
Benarkah Matahari Terbit dari Barat Tanda itu Tanda Kiamat, Ini Jawaban NASA
NASA memastikan saat ini yang terjadi di bumi adalah pergantian arah kutub magnet, bukan pergantian putaran bumi yang bisa membuat matahari terbit dari barat. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Matahari terbit dari barat diyakini merupakan tanda akhir zaman atau dunia. Keyakinan itu datang dari pemeluk agama Islam yang didasarkan pada hadits Abu Huraira yang menyebutkan Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam mengatakan, "Tidak akan terjadi hari kiamat sampai matahari terbit dari barat, dan ketika terbit (dari barat) dan orang-orang melihatnya, mereka semua akan percaya. Dan saat itu terjadi, maka tidak ada baiknya bagi yang baru percaya." (HR Bukhari).

Keyakinan itu memang tidak perlu diganggu gugat karena memang berbicara masalah keyakinan. Hanya saja masih banyak orang yang memanfaatkan celah-celah tertentu untuk membuat kontroversi. Seperti belakangan ini ketika muncul berita di dunia maya yang mengatakan NASA telah mengonfirmasi bahwa bumi telah berputar ke arah berlawanan.

Putaran itu membuat pergerakan bumi terhadap matahari berubah dimana terbit matahari dimulai dari barat bukan dari timur. Berita itu semakin panas karena menyebutkan putaran bumi yang salah arah itu membawa bumi ke medan magnet yang sangat besar. Tarikan magnet itu akan membawa manusia pada kehancuran dan ujung-ujungnya adalah kiamat.

Hanya saja disebutkan AFP Fact Check, NASA sama sekali tidak pernah mengklaim berita seperti itu, matahari terbit dari barat merupakan tanda kiamat. Dihubungi oleh AFP, NASA mengatakan klaim tentang matahari terbit dari barat adalah "salah".



“Baik NASA atau organisasi ilmiah lainnya tidak memprediksi matahari akan terbit di barat," jawab Bettina Inclan, Associate Administrator for Communications NASA.

NASA memang menolak menyebutkan adanya kemungkinan terbitnya matahari dari barat karena putaran bumi yang salah. Menurut mereka satu-satunya planet di tata surya yang memiliki fenomena matahari terbit dari barat adalah Venus. Hal itu terjadi karena Venus memang berputar melawan searah jarum jam.

Sementara bumi jauh berbeda dan berputarmelawan arah jarum jam dan membuat matahari terbit dari timur. Yang terjadi saat ini, dimana hoax itu kemungkinan terjadi, adalah berubahnya gerakan kutub magnet di bumi adalah fenomena nyata dan itu telah terjadi berkali-kali di masa lalu. Fenomena itu bahkan dimanfaatkan para ilmuwan di seluruh dunia untuk dipelajari.Hanya saja itu jauh berbeda dengan pembalikan yang membuat bumi berputar ke arah yang berlawanan.



NASA bahkan pernah menerbitkan laporan ilmiah pada 1 Desember 2011 tentang fenomena pembalikan medan magnet bumi, berjudul "2012: Pembalikan Kutub Magnetik Terjadi Sepanjang Waktu (Geologis)". Dalam buku itu disebutkan bahwa fenomena pembalikan kutub magnet itu telah terjadi beberapa kali selama ribuan tahun terakhir, dan itu adalah "aturan, bukan pengecualian".

Namun NASA sama sekali tidak pernah menyebutkan bahwa bumi sudah berputar ke arah yang berlawanan. "Pembalikan yang menyebabkan Bumi berputar ke arah yang berlawanan menyebabkan matahari terbit di barat adalah salah," tegas mereka.

Dia mengatakan NASA dan organisasi ilmiah lainnya terlalu sering dilibatkan menjadi target berita palsu dan klaim sains lainnya. Bahkan menurutnya prediksi hari kiamat yang ditandai dengan matahari terbit dari barat bukan satu-satunya berita palsu yang pernah dialamatkan ke NASA.

"Bumi berputar atau berputar ke arah timur, dan itulah sebabnya matahari, bulan, planet, dan bintang semua terbit di timur dan bergerak ke barat melintasi langit,” tulis NASA.

Lalu pertanyaannya apa yang benar-benar terjadi jia matahari terbit di barat karena bumi berputar searah jarum jam?Berdasarkan simulasi komputer yang dipresentasikan di hadapan European Geosciences Union General Assembly di Austria, banyak peristiwa ilmiah yang bakal terjadi di planet ini.

Dalam simulasi itu terlihat, wilayah Amerika Utara bakal berubah menjadi gurun. Sementara itu, gundukan gundukan pasir kering raksasa akan menggantikan hamparan hutan hujan Amazon di Amerika Selatan.

Kejadian sebaliknya bakal terjadi di Afrika Tengah hingga Timur Tengah. Lanskap hijau pepohonan subur akan berkembang di dataran yang saat ini didominasi gurun pasir itu.

Tak hanya itu, dalam simulasi itu juga terlihat musim dingin yang beku akan melanda Eropa Tengah. Cyanobacteria, kelompok bakteria yang memproduksi oksigen lewat fotosintesis, akan berkembang pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) atau sistem arus di Samudra Atlantik --yang merupakan komponen penting dari sistem iklim bumi-- akan lenyap. Sebagai gantinya, hal serupa akan muncul di Samudra Pasifik.

"Rotasi Bumi yang berbalik mempertahankan semua karakteristik topogafi seperti ukuran, bentuk, serta posisi benua dan samudra. Namun, menciptakan kondisi yang berbeda sepenuhnya terkait interaksi antara sirkulasi dan topografi," kata Florian Ziemen, penelitiMax Planck Institute for Meteorology, Jerman.

Atau dengan kata lain, rotasi yang berubah arah memungkinkan arus laut dan angin berinteraksi dengan benua (daratan) dengan cara yang berbeda, memicu kondisi iklim baru.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2438 seconds (0.1#10.140)