Peneliti Jepang Tegaskan Omicron 4 Kali Lebih Berbahaya Dibanding Delta
loading...
A
A
A
TOKYO - Tak hanya Organisasi Kesehatan Dunia yang mengumumkan varian baru Covid-19 mematikan, penelitian di Jepang menyebut infektivitas strain mutan COVID-19 Omicron adalah 4,2 kali lebih tinggi daripada Delta.
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/12/2021), Hiroshi Nishiura, profesor ilmu kesehatan dan lingkungan di Universitas Kyoto, mengumumkan hasil penelitiannya soal kekuatan omicron 4 kali lipat dari Delta.
Dan Omicron telah menyebar ke sekitar 57 negara di seluruh dunia, hal itu diungkapkan di pertemuan kelompok penasihat Kementerian Kesehatan Jepang, pada 8 Desember 2021.
Hiroshi Nishiura mengatakan, Varian Omicron lebih menular dan kebanyakan dapat menghindari kekebalan alami dan vaksin. Data itu diperoleh dari hasil menganalisis data genom Provinsi Gauteng, Afrika Selatan per 26 November.
Pada tanggal 8 Desember, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada konferensi pers bahwa Omicron menyebar lebih cepat dan menyebabkan risiko infeksi sekunder yang lebih tinggi.
Menurut WHO kasus Omicron yang dikonfirmasi telah terdeteksi di sekitar 57 negara dan wilayah di seluruh dunia, dan penyebarannya diperkirakan akan terus berlanjut.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengklaim bahwa negara-negara harus mengambil tindakan untuk mencegah strain Omicron menjadi krisis global.
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/12/2021), Hiroshi Nishiura, profesor ilmu kesehatan dan lingkungan di Universitas Kyoto, mengumumkan hasil penelitiannya soal kekuatan omicron 4 kali lipat dari Delta.
Dan Omicron telah menyebar ke sekitar 57 negara di seluruh dunia, hal itu diungkapkan di pertemuan kelompok penasihat Kementerian Kesehatan Jepang, pada 8 Desember 2021.
Hiroshi Nishiura mengatakan, Varian Omicron lebih menular dan kebanyakan dapat menghindari kekebalan alami dan vaksin. Data itu diperoleh dari hasil menganalisis data genom Provinsi Gauteng, Afrika Selatan per 26 November.
Pada tanggal 8 Desember, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada konferensi pers bahwa Omicron menyebar lebih cepat dan menyebabkan risiko infeksi sekunder yang lebih tinggi.
Menurut WHO kasus Omicron yang dikonfirmasi telah terdeteksi di sekitar 57 negara dan wilayah di seluruh dunia, dan penyebarannya diperkirakan akan terus berlanjut.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengklaim bahwa negara-negara harus mengambil tindakan untuk mencegah strain Omicron menjadi krisis global.
(wbs)