Prediksi Ancaman Tsunami Lebih Cepat, Ilmuwan Deteksi Lewat Perubahan Medan Magnet
loading...
A
A
A
UNTUK memprediksi ancaman gelombang tsunami lebih cepat, para ilmuwan mendeteksi melalui perubahan medan magnet. Dari studi terbaru diketahui medan magnet yang dihasilkan oleh tsunami dapat dideteksi beberapa menit lebih awal sebelum terjadi perubahan permukaan laut.
Gelombang tsunami menghasilkan medan magnet saat memindahkan air laut yang konduktif melalui medan magnet bumi. Para peneliti memperkirakan medan magnet tsunami akan tiba sebelum perubahan permukaan laut, sehingga bermanfaat untuk peringatan lebih awal.
"Ini sangat menarik karena kami menemukan bahwa pengamatan perubahan permukaan laut tersebut sesuai dengan data magnetik serta simulasi teoretis,” kata Zhiheng Lin, ahli geofisika Universitas Kyoto dikutip SINDOnews dari laman phys.org, Rabu (22/21/2021).
Studi baru ini memberikan bukti nyata untuk memprediksi ketinggian gelombang tsunami menggunakan medan magnet tsunami. Penelitian ini menggunakan data dari dua peristiwa tsunami 2009 di Samoa dan tsunami 2010 di Chile. (Baca juga; Ini Bedanya Mobil Jadi Korban Tsunami dengan Korban Banjir )
Penelitian ini diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Geofisika AGU: Bumi Padat, yang berfokus pada fisika dan kimia Bumi padat. Studi tersebut mengkonfirmasi bahwa medan magnet yang dihasilkan oleh tsunami tiba sebelum perubahan permukaan laut. Besarnya medan magent dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi gelombang tsunami.
Seberapa awal medan magnet tiba bergantung pada kedalaman air, tetapi dalam penelitian menemukan waktu kedatangan awal sekitar satu menit, sebelum perubahan permukaan laut pada lautan sedalam 4.800 meter. Informasi ini dapat memberikan peringatan dini bencana jika dimasukkan ke dalam model risiko tsunami sehingga dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Tim peneliti melihat pengukuran simultan perubahan permukaan laut dari data tekanan dasar laut dan medan magnet pada dua tsunami itu. Mereka menemukan bahwa kedatangan utama medan magnet, mirip dengan awal gelombang seismik. Ini dapat digunakan untuk peringatan dini, karena medan magnet yang dihasilkan tsunami sangat sensitif, bahkan ketinggian gelombang beberapa sentimeter pun dapat dideteksi.
"Mereka melakukan sesuatu yang pada dasarnya perlu dilakukan. Kami membutuhkan studi untuk membandingkan data medan magnet dengan perubahan permukaan laut. Jadi itu pasti sangat berguna," kata Neesha Schnepf, peneliti geomagnetik University of Colorado. (Baca juga; BMKG Jelaskan Potensi Tsunami 8 Meter di Cilegon Hanya Mitigasi Skenario Terburuk )
Ketika para peneliti membandingkan komponen horizontal dan vertikal dari medan magnet tsunami dengan perubahan permukaan laut, mereka menemukan bahwa kedua komponen dapat secara tepat memprediksi perubahan permukaan laut . Ini dengan menyertakan data yang baik tentang kedalaman laut dan struktur listrik di bawah dasar laut.
"Saya pikir tujuan praktisnya meningkatkan kemampuan memprediksi, baik tentang area mana yang mungkin perlu diperingatkan dan seberapa parah tsunami itu akan menghantam tempat-tempat tertentu," kata Schnepf.
Gelombang tsunami menghasilkan medan magnet saat memindahkan air laut yang konduktif melalui medan magnet bumi. Para peneliti memperkirakan medan magnet tsunami akan tiba sebelum perubahan permukaan laut, sehingga bermanfaat untuk peringatan lebih awal.
"Ini sangat menarik karena kami menemukan bahwa pengamatan perubahan permukaan laut tersebut sesuai dengan data magnetik serta simulasi teoretis,” kata Zhiheng Lin, ahli geofisika Universitas Kyoto dikutip SINDOnews dari laman phys.org, Rabu (22/21/2021).
Studi baru ini memberikan bukti nyata untuk memprediksi ketinggian gelombang tsunami menggunakan medan magnet tsunami. Penelitian ini menggunakan data dari dua peristiwa tsunami 2009 di Samoa dan tsunami 2010 di Chile. (Baca juga; Ini Bedanya Mobil Jadi Korban Tsunami dengan Korban Banjir )
Penelitian ini diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Geofisika AGU: Bumi Padat, yang berfokus pada fisika dan kimia Bumi padat. Studi tersebut mengkonfirmasi bahwa medan magnet yang dihasilkan oleh tsunami tiba sebelum perubahan permukaan laut. Besarnya medan magent dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi gelombang tsunami.
Seberapa awal medan magnet tiba bergantung pada kedalaman air, tetapi dalam penelitian menemukan waktu kedatangan awal sekitar satu menit, sebelum perubahan permukaan laut pada lautan sedalam 4.800 meter. Informasi ini dapat memberikan peringatan dini bencana jika dimasukkan ke dalam model risiko tsunami sehingga dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Tim peneliti melihat pengukuran simultan perubahan permukaan laut dari data tekanan dasar laut dan medan magnet pada dua tsunami itu. Mereka menemukan bahwa kedatangan utama medan magnet, mirip dengan awal gelombang seismik. Ini dapat digunakan untuk peringatan dini, karena medan magnet yang dihasilkan tsunami sangat sensitif, bahkan ketinggian gelombang beberapa sentimeter pun dapat dideteksi.
"Mereka melakukan sesuatu yang pada dasarnya perlu dilakukan. Kami membutuhkan studi untuk membandingkan data medan magnet dengan perubahan permukaan laut. Jadi itu pasti sangat berguna," kata Neesha Schnepf, peneliti geomagnetik University of Colorado. (Baca juga; BMKG Jelaskan Potensi Tsunami 8 Meter di Cilegon Hanya Mitigasi Skenario Terburuk )
Ketika para peneliti membandingkan komponen horizontal dan vertikal dari medan magnet tsunami dengan perubahan permukaan laut, mereka menemukan bahwa kedua komponen dapat secara tepat memprediksi perubahan permukaan laut . Ini dengan menyertakan data yang baik tentang kedalaman laut dan struktur listrik di bawah dasar laut.
"Saya pikir tujuan praktisnya meningkatkan kemampuan memprediksi, baik tentang area mana yang mungkin perlu diperingatkan dan seberapa parah tsunami itu akan menghantam tempat-tempat tertentu," kata Schnepf.
(wib)