Tren Perkembangan Wisata Luar Angkasa Saat Ini

Senin, 03 Januari 2022 - 16:23 WIB
loading...
Tren Perkembangan Wisata Luar Angkasa Saat Ini
Wisata luar angkasa menjadi satu hal yang sangat menarik dan mulai menjadi tren pada Juni 2021. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Wisata luar angkasa menjadi satu hal yang sangat menarik dan mulai menjadi tren pada Juni 2021. Kini sejumlah perusahaan swasta mulai menginvestasikan uangnya untuk tour perjalanan ke luar angkasa.

Sebuah jurnal yang ditulis oleh akademisi University at Buffalo, Amerika Serikat bertajuk ‘Space Tourism: Prospects, Positioning and Planning’, menyebut, sebenarnya telah ada wisatawan luar angkasa pertama yang berangkat di tahun 2001 bernama Dennis Tito asal AS.

Ia pergi menggunakan roket Russia Soyuz menuju stasiun luar angkasa. Wisatawan kedua, Mark Shuttleworth asal Afrika Selatan juga menyusul Soyuz. Sementara itu, wisatawan ketiga, Greg Olsen berangkat di tahun 2005, dan Charles Simonyi pada 2007 dan 2009.

Meskipun demikian, wisata luar angkasa kala itu belum terlalu meledak popularitasnya. Mulai terkenalnya wisata lur angkasa ini dimulai sejak pendiri Amazon, Jeff Bezos, mengatakan ingin melakukan penerbangan ke luar angkasa pada Juli 2021.



Bezos akan berwisata dengan pesawat luar angkasa yang dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Blue Origin. Hal ini membuat perusahaan penerbangan lain berkompetisi menawarkan jasa dan paket wisata yang tak kalah menarik.

Sejak saat itu, tren perkembangan wisata ke luar angkasa semakin meningkat. Melansir Sindonews, 700 tiket wisata menembus angkasa dari perusahaan Virgin Galactic habis pada Agustus 2021.

Perusahaan itu menargetkan seribu tiket bisa terjual. Masyarakat semakin penasaran dan menyambut antusias perjalanan tak biasa ini. Bahkan, di awal 2022 ini Virgin Galactic akan menjual lebih luas lagi tiketnya.

Perusahaan luar angkasa akan lebih mengembangkan fasilitas bagi mereka yang ingin bepergian ke luar angkasa. CNBC menyebut, perusahaan itu berlomba dalam mempertimbangkan harga dan fasilitas. Tentunya, sangat tergantung dengan kemampuan teknologi yang dimiliki perusahaan tersebut.

Tujuan penerbangan juga ditawarkan, ada perusahaan yang memang menawarkan terbang ke orbital dan ada juga yang menawarkan tujuan ke suborbital. Keduanya memiliki harga yang jauh berbeda.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2045 seconds (0.1#10.140)