Ini Penyebab Panda Raksasa Tetap Gemuk, Meskipun Vegetarian Makan Bambu
loading...
A
A
A
BEIJING - Panda raksasa tetap menjadi sosok yang gemuk meskipun hampir menjadi vegetarian dengan mengonsumsi bambu. Para ahli zoologi China akhirnya menemukan penyebab tubuh Panda raksasa tetab gemuk meskipun pemakan tumbuhan.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Reports mengungkapkan bahwa perubahan mikrobiota usus, punya peran besar terhadap postur tubuh Panda raksasa. Bakteri usus pada Panda raksasa membantunya tetap gemuk meskipun diet dan hanya mengonsumsi bambu.
Tim peneliti, yang dipimpin Wei Fuwen dari Institut Zoologi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, menemukan bahwa Panda raksasa liar di Pegunungan Qinling memiliki bakteri yang disebut Clostridium butyricum dalam usus. Bakteri ini selama musim makan rebung secara signifikan jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan musim pemakan daun.
(Baca juga; Panda Terbesar di Dunia, Habitat Ada di Sichuan China )
“Koloni bakteri sejenis probiotik ini berkembang di musim ketika rebung baru yang bergizi tersedia dan membantu beruang menyimpan lebih banyak lemak. Kondisi ini dapat mengimbangi hari-hari lapar pada Panda ketika rebung habis dan hanya ada daun bambu berserat untuk dikunyah,” tulis hasil penelitian para ilmuwan kepada Xinhua News Agency.
Penelitian ini dilakukan dengan mentransplantasikan bakteri pada kotoran Panda yang dikumpulkan di alam liar ke tikus bebas kuman yang diberi makanan berbahan dasar bambu. Ternyata tikus yang ditransplantasikan dengan kotoran panda yang dikumpulkan selama musim makan pucuk bertambah berat badan secara signifikan.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa butirat, produk metabolisme probiotik, dapat meningkatkan ekspresi gen ritme sirkadian yang disebut Per2. Gen meningkatkan sintesis dan penyimpanan lemak.
(Baca juga; 20 Prajurit Terakota Ditemukan di China, Ada Figur Jenderal dan Kuda Perangnya )
"Ini adalah pertama kalinya kami membangun hubungan kausal antara mikrobiota usus Panda dan fenotipenya," kata penulis pertama makalah tersebut, Huang Guangping dari Institute of Zoology dikutip SINDOnews dari laman CGTN, Senin (24/1/2022).
Tim peneliti berencana untuk memilah lebih banyak mikroorganisme di usus panda dan mencari tahu tentang perannya dalam mempengaruhi kesehatan hewan. "Mengidentifikasi bakteri apa yang bermanfaat bagi hewan sangat penting, karena suatu saat kita mungkin bisa mengobati beberapa penyakit dengan probiotik," kata Wei.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Reports mengungkapkan bahwa perubahan mikrobiota usus, punya peran besar terhadap postur tubuh Panda raksasa. Bakteri usus pada Panda raksasa membantunya tetap gemuk meskipun diet dan hanya mengonsumsi bambu.
Tim peneliti, yang dipimpin Wei Fuwen dari Institut Zoologi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, menemukan bahwa Panda raksasa liar di Pegunungan Qinling memiliki bakteri yang disebut Clostridium butyricum dalam usus. Bakteri ini selama musim makan rebung secara signifikan jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan musim pemakan daun.
(Baca juga; Panda Terbesar di Dunia, Habitat Ada di Sichuan China )
“Koloni bakteri sejenis probiotik ini berkembang di musim ketika rebung baru yang bergizi tersedia dan membantu beruang menyimpan lebih banyak lemak. Kondisi ini dapat mengimbangi hari-hari lapar pada Panda ketika rebung habis dan hanya ada daun bambu berserat untuk dikunyah,” tulis hasil penelitian para ilmuwan kepada Xinhua News Agency.
Penelitian ini dilakukan dengan mentransplantasikan bakteri pada kotoran Panda yang dikumpulkan di alam liar ke tikus bebas kuman yang diberi makanan berbahan dasar bambu. Ternyata tikus yang ditransplantasikan dengan kotoran panda yang dikumpulkan selama musim makan pucuk bertambah berat badan secara signifikan.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa butirat, produk metabolisme probiotik, dapat meningkatkan ekspresi gen ritme sirkadian yang disebut Per2. Gen meningkatkan sintesis dan penyimpanan lemak.
(Baca juga; 20 Prajurit Terakota Ditemukan di China, Ada Figur Jenderal dan Kuda Perangnya )
"Ini adalah pertama kalinya kami membangun hubungan kausal antara mikrobiota usus Panda dan fenotipenya," kata penulis pertama makalah tersebut, Huang Guangping dari Institute of Zoology dikutip SINDOnews dari laman CGTN, Senin (24/1/2022).
Tim peneliti berencana untuk memilah lebih banyak mikroorganisme di usus panda dan mencari tahu tentang perannya dalam mempengaruhi kesehatan hewan. "Mengidentifikasi bakteri apa yang bermanfaat bagi hewan sangat penting, karena suatu saat kita mungkin bisa mengobati beberapa penyakit dengan probiotik," kata Wei.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
(wib)