Matahari Terbenam Lebih Lambat Akhir Januari, Ini Penjelasan Lengkap LAPAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Matahari disebut akan terbenam lebih lambat di beberapa wilayah Indonesia, mulai tanggal 26-31 Januari 2022. Lambatnya matahari terbenam ini akan terjadi di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Bagaimana penjelasan fenomena ini jika ditinjau dari aspek astronomis?
Melansir laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Peneliti Pusat Antariksa LAPAN, Andi Pangeran mengatakan, Bumi mengalami rotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika.
"Kemudian secara bersamaan Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut," tulisnya.
Akibat miringnya sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari inilah yang membuat waktu terbit dan terbenamnya Matahari akan bervariasi selama satu tahun, baik itu lebih cepat maupun lebih lambat.
Misalnya, saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah Matahari, maka Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi.
Sedangkan, di belahan selatan Bumi, Matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat.
Hal itu bisa terjadi saat solstis (pergerakan semu Matahari) bulan Juni, yakni ketika Matahari berada paling Utara saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 20 dan 21 Juni setiap tahunnya.
Bagaimana penjelasan fenomena ini jika ditinjau dari aspek astronomis?
Melansir laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Peneliti Pusat Antariksa LAPAN, Andi Pangeran mengatakan, Bumi mengalami rotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika.
"Kemudian secara bersamaan Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut," tulisnya.
Akibat miringnya sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari inilah yang membuat waktu terbit dan terbenamnya Matahari akan bervariasi selama satu tahun, baik itu lebih cepat maupun lebih lambat.
Misalnya, saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah Matahari, maka Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi.
Sedangkan, di belahan selatan Bumi, Matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat.
Hal itu bisa terjadi saat solstis (pergerakan semu Matahari) bulan Juni, yakni ketika Matahari berada paling Utara saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 20 dan 21 Juni setiap tahunnya.