Arkeolog Temukan Candi Buddha Abad Ke-3 Sebelum Masehi di Pakistan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Arkeolog temukan komplek candi Buddha di Pakistan yang diperkirakan berasal dari abad ketiga sebelum masehi. Dalam penggalian di candi Buddha itu, arkeolog juga menemukan 2.000 artefak, termasuk koin, permata, segel, potongan tembikar, pahatan batu, dan patung.
Luca Maria Olivieri, seorang arkeolog di Ca' Foscari University of Venice yang memimpin penggalian itu mengatakan, candi itu dibuat ketika Gandhara diperintah oleh kerajaan Indo-Yunani di India utara.
"Candi itu dibangun di atas candi Buddha sebelumnya yang mungkin berasal dari awal sebagai abad ketiga SM," katanya kepada Live Science, Kamis (3/2/2022).
Sisa-sisa galian kuil yang ditemukan sejauh ini, memiliki stupa setinggi 3 meter. Terdapat platform upacara yang di atasnya terdapat struktur silinder yang menampung monumen Buddha berbentuk kerucut atau kubah.
Kompleks candi yang dibangun dan direkonstruksi beberapa kali, juga termasuk stupa yang lebih kecil, ruang untuk biksu, tangga, podium pilar, ruang depan, dan halaman umum yang menghadap ke sebuah kuil kuno.
"Berdasarkan penanggalan radiokarbon, candi di Barikot ini merupakan salah satu monumen Buddha paling awal yang pernah ditemukan di wilayah Gandhara kuno," ujarnya.
Saat ini, kata Olivieri, misi mereka adalah untuk melestarikan arkeologi penting kota dari penjarahan. Karena banyak yang berusaha melakukan penggalian ilegal dan menjual hasilnya di pasar barang antik asing.
"Selama bertahun-tahun, kami telah mengamati apa yang keluar dari parit fondasi rumah modern, penggalian pertanian, dan lubang yang ditinggalkan oleh penggalian rahasia. Jadi ada petunjuk bahwa ada monumen besar di sana," katanya.
Kuil itu terletak di sepanjang jalan kuno menuju monumen Buddha utama kota kuno itu, sebuah stupa selebar 20 meter. Selain candi, arkeolog juga menemukan lebih dari 2.000 artefak termasuk koin, permata, segel, potongan tembikar, pahatan batu, dan patung.
"Beberapa di antaranya memuat prasasti kuno yang dapat digunakan untuk menentukan penanggalannya," kata Olivieri.
Kota Barikot dulunya disebutkan sebagai "Bazira" atau "Beira" dalam sumber-sumber klasik dari zaman Alexander Agung, yang menaklukkan kerajaan Gandhara yang sudah kuno pada 327 SM.
Namanya berarti "kota Vajra", mengacu pada raja kuno yang disebutkan dalam kisah "Mahabharata", sebuah puisi epik Sansekerta yang diperkirakan berhubungan dengan peristiwa dari sekitar abad kesembilan dan kedelapan SM.
Alexander adalah raja Makedonia di Yunani, dan dia memimpin kampanye militer ke timur melawan Kekaisaran Persia dari 334 SM, melancarkan invasi ke India.
Olivieri mengatakan agama Buddha sudah ada di Gandhara pada masa Menander I yang merupakan keturunan raja Yunani Baktria, yang mendirikan kerajaan Indo-Yunani sekitar tahun 165 SM.
Luca Maria Olivieri, seorang arkeolog di Ca' Foscari University of Venice yang memimpin penggalian itu mengatakan, candi itu dibuat ketika Gandhara diperintah oleh kerajaan Indo-Yunani di India utara.
"Candi itu dibangun di atas candi Buddha sebelumnya yang mungkin berasal dari awal sebagai abad ketiga SM," katanya kepada Live Science, Kamis (3/2/2022).
Sisa-sisa galian kuil yang ditemukan sejauh ini, memiliki stupa setinggi 3 meter. Terdapat platform upacara yang di atasnya terdapat struktur silinder yang menampung monumen Buddha berbentuk kerucut atau kubah.
Kompleks candi yang dibangun dan direkonstruksi beberapa kali, juga termasuk stupa yang lebih kecil, ruang untuk biksu, tangga, podium pilar, ruang depan, dan halaman umum yang menghadap ke sebuah kuil kuno.
"Berdasarkan penanggalan radiokarbon, candi di Barikot ini merupakan salah satu monumen Buddha paling awal yang pernah ditemukan di wilayah Gandhara kuno," ujarnya.
Saat ini, kata Olivieri, misi mereka adalah untuk melestarikan arkeologi penting kota dari penjarahan. Karena banyak yang berusaha melakukan penggalian ilegal dan menjual hasilnya di pasar barang antik asing.
"Selama bertahun-tahun, kami telah mengamati apa yang keluar dari parit fondasi rumah modern, penggalian pertanian, dan lubang yang ditinggalkan oleh penggalian rahasia. Jadi ada petunjuk bahwa ada monumen besar di sana," katanya.
Kuil itu terletak di sepanjang jalan kuno menuju monumen Buddha utama kota kuno itu, sebuah stupa selebar 20 meter. Selain candi, arkeolog juga menemukan lebih dari 2.000 artefak termasuk koin, permata, segel, potongan tembikar, pahatan batu, dan patung.
"Beberapa di antaranya memuat prasasti kuno yang dapat digunakan untuk menentukan penanggalannya," kata Olivieri.
Kota Barikot dulunya disebutkan sebagai "Bazira" atau "Beira" dalam sumber-sumber klasik dari zaman Alexander Agung, yang menaklukkan kerajaan Gandhara yang sudah kuno pada 327 SM.
Namanya berarti "kota Vajra", mengacu pada raja kuno yang disebutkan dalam kisah "Mahabharata", sebuah puisi epik Sansekerta yang diperkirakan berhubungan dengan peristiwa dari sekitar abad kesembilan dan kedelapan SM.
Alexander adalah raja Makedonia di Yunani, dan dia memimpin kampanye militer ke timur melawan Kekaisaran Persia dari 334 SM, melancarkan invasi ke India.
Olivieri mengatakan agama Buddha sudah ada di Gandhara pada masa Menander I yang merupakan keturunan raja Yunani Baktria, yang mendirikan kerajaan Indo-Yunani sekitar tahun 165 SM.
(ysw)