Matt Wright, Pawang Australia yang Pernah Coba Tangkap Buaya Berkalung Ban di Palu
loading...
A
A
A
Setelah membuat perangkap baja, menerbangkan drone, meluncurkan tombak dari perahu runabout dan menempatkan bebek hidup sebagai umpan, tim akhirnya kehabisan waktu dan terpaksa menyelesaikan misi penyelamatan ini pada 17 Februari 2020.
Wright yang gagal menangkap buaya tersebut mengakui kalau reptil ganas yang berada di sungai Palu itu cukup cerdik menghindari perangkap. Namun di samping kecerdikan buaya tersebut, ada hal lain yang menyebabkan buaya gagal ditangkap.
Publikasi besar-besaran membuat warga sekitar penasaran bagaimana cara Wright dan tim menangkap buaya tersebut. Siang-malam orang-orang Palu berjejer di tepi sungai untuk menyaksikan misi penyelamatan tersebut.
Di tengah hiruk-pikuk warga, buaya lihai yang terkenal dengan kalung ban hitamnya tiba-tiba menghilang. Wright menduga mungkin buaya itu bergerak ke hilir dari lubang favoritnya tempat jebakan berumpan dipasang. "Kami tidak menyerah, kami akan memberinya istirahat dan akan kembali menangkapnya," katanya dikutip dari ABC.net Australia.
Setelah tak terdengar kabarnya lagi, tiba-tiba saja warga Kota Palu dikejutkan kabar tertangkapnya buaya berkalung ban tersebut pada Senin 7 Februari 2022. Buaya tersebut ditangkap oleh pecita satwa lokal bernama Hili (34).
Sebelum menangkap buaya tersebut, Hili melakukan pengamatan selama tiga minggu dan beberapa ritual khusus. Salah satu ritual yang dilakukan adalah meminum air sungai. "Saya izin sama penghuni sungai Palu dan minum air sungai agar diberi kemudahan," katanya.
Setelah melakukan ritual dan pengamatan selama tiga minggu, Hili akhirnya berhasil menangkap buaya tersebut dengan cara sederhana. Hili menaruh umpan ayam dan jerat tali di beberapa lokasi.
Tak lama setelah tertangkap, kalung ban yang berada di leher buaya itu dilepas menggunakan gergaji besi. Begitu terbebas, buaya tersebut kembali dilepaskan ke habitatnya.
Wright yang gagal menangkap buaya tersebut mengakui kalau reptil ganas yang berada di sungai Palu itu cukup cerdik menghindari perangkap. Namun di samping kecerdikan buaya tersebut, ada hal lain yang menyebabkan buaya gagal ditangkap.
Publikasi besar-besaran membuat warga sekitar penasaran bagaimana cara Wright dan tim menangkap buaya tersebut. Siang-malam orang-orang Palu berjejer di tepi sungai untuk menyaksikan misi penyelamatan tersebut.
Di tengah hiruk-pikuk warga, buaya lihai yang terkenal dengan kalung ban hitamnya tiba-tiba menghilang. Wright menduga mungkin buaya itu bergerak ke hilir dari lubang favoritnya tempat jebakan berumpan dipasang. "Kami tidak menyerah, kami akan memberinya istirahat dan akan kembali menangkapnya," katanya dikutip dari ABC.net Australia.
Setelah tak terdengar kabarnya lagi, tiba-tiba saja warga Kota Palu dikejutkan kabar tertangkapnya buaya berkalung ban tersebut pada Senin 7 Februari 2022. Buaya tersebut ditangkap oleh pecita satwa lokal bernama Hili (34).
Sebelum menangkap buaya tersebut, Hili melakukan pengamatan selama tiga minggu dan beberapa ritual khusus. Salah satu ritual yang dilakukan adalah meminum air sungai. "Saya izin sama penghuni sungai Palu dan minum air sungai agar diberi kemudahan," katanya.
Setelah melakukan ritual dan pengamatan selama tiga minggu, Hili akhirnya berhasil menangkap buaya tersebut dengan cara sederhana. Hili menaruh umpan ayam dan jerat tali di beberapa lokasi.
Tak lama setelah tertangkap, kalung ban yang berada di leher buaya itu dilepas menggunakan gergaji besi. Begitu terbebas, buaya tersebut kembali dilepaskan ke habitatnya.
(ysw)