Ilmuwan Sebut Luar Angkasa Dipadati Gas Metana dari Bumi
loading...
A
A
A
LONDON - Riset terbaru menemukan ratusan pelepasan gas metana utama yang terkait aktivitas ekstraksi minyak dan gas global telah memenuhi antariksa. Ilmuwan menganggap dampak pelepasan tersebut pada iklim sebanding dengan 20 juta kendaraan di jalan selama satu tahun.
Penelitian tersebut dilakukan CNRS dan CEA dan perusahaan Kayrros telah dipublikasikan di Live Science.
Tindakan ini mungkin tidak disengaja atau hasil dari ventilasi yang disengaja terkait dengan operasi pemeliharaan, yang menyebabkan pelepasan yang sangat besar, seperti dikutip dari CNRS.
Untuk mendapatkan data mereka, para peneliti secara metodis menganalisis ribuan gambar harian yang dihasilkan satelit Sentinel-5P ESA selama periode dua tahun. Ini memungkinkan mereka memetakan 1.800 gumpalan metana di seluruh dunia, yang 1.200 di antaranya dikaitkan dengan ekstraksi bahan bakar fosil.
Emisi ini menyumbang 10% dari total perkiraan untuk industri. Namun mereka hanyalah puncak gunung es karena satelit hanya mampu secara rutin mendeteksi gumpalan terbesar (>25 ton per jam CH4), yang juga banyak terputus-putus.
Para peneliti menunjukkan bahwa pelepasan metana yang masif ini tidak terletak secara acak tetapi selalu muncul di lokasi ekstraksi minyak dan gas tertentu.
Dengan mempertimbangkan biaya sosial yang mendasari terkait dengan perubahan iklim dan kualitas udara, serta nilai moneter dari gas yang terbuang, penelitian ini sebenarnya menunjukkan bahwa membatasinya akan menghasilkan miliaran dolar penghematan bersih untuk negara-negara yang bersangkutan.
Penelitian ini juga menekankan perlunya sistem pemantauan atmosfer yang andal untuk melacak emisi secara menyeluruh dan memperkirakan dampak tindakan lokal yang ditujukan untuk pengurangan.
Penelitian tersebut dilakukan CNRS dan CEA dan perusahaan Kayrros telah dipublikasikan di Live Science.
Tindakan ini mungkin tidak disengaja atau hasil dari ventilasi yang disengaja terkait dengan operasi pemeliharaan, yang menyebabkan pelepasan yang sangat besar, seperti dikutip dari CNRS.
Untuk mendapatkan data mereka, para peneliti secara metodis menganalisis ribuan gambar harian yang dihasilkan satelit Sentinel-5P ESA selama periode dua tahun. Ini memungkinkan mereka memetakan 1.800 gumpalan metana di seluruh dunia, yang 1.200 di antaranya dikaitkan dengan ekstraksi bahan bakar fosil.
Emisi ini menyumbang 10% dari total perkiraan untuk industri. Namun mereka hanyalah puncak gunung es karena satelit hanya mampu secara rutin mendeteksi gumpalan terbesar (>25 ton per jam CH4), yang juga banyak terputus-putus.
Para peneliti menunjukkan bahwa pelepasan metana yang masif ini tidak terletak secara acak tetapi selalu muncul di lokasi ekstraksi minyak dan gas tertentu.
Dengan mempertimbangkan biaya sosial yang mendasari terkait dengan perubahan iklim dan kualitas udara, serta nilai moneter dari gas yang terbuang, penelitian ini sebenarnya menunjukkan bahwa membatasinya akan menghasilkan miliaran dolar penghematan bersih untuk negara-negara yang bersangkutan.
Penelitian ini juga menekankan perlunya sistem pemantauan atmosfer yang andal untuk melacak emisi secara menyeluruh dan memperkirakan dampak tindakan lokal yang ditujukan untuk pengurangan.
(wbs)