Jet Tempur Ringan Turki Ini Diklaim Lebih Ekonomis dari F-16, Bikin Malaysia Tergoda
loading...
A
A
A
ANKARA - Pesawat tempur ringan Hurjet buatan Industri Digantara Turki (Turkish Aerospace Industries/TAI) diklaim lebih ekonomis dibandingan pesawat tempur F-16 buatan Amerika Serikat. Selain digunakan untuk angkatan udara sendiri, Turki mengaku menawarkan kepada Malaysia yang sedang mencari pesawat tempur ringan yang tangguh.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Sabtu (12/2/2022), pesawat jet bermesin tunggal ini memiliki beberapa varian, di antaranya kursi tandem, pelatih canggih supersonik, dan pesawat tempur ringan. Hurjet dikabarkan masih dalam pengembangan, tetapi Angkatan Udara Turki sudah memesan langsung dari awal produksi.
“Turki telah memesan 16 pesawat pelatihan dan tempur ringan TAI Hürjet. Turki membutuhkan pesawat ini, yang jauh lebih ekonomis daripada F-16 Amerika,” kata Prof Dr Temel Kotil, General Manager Turkish Aerospace Industries Inc kepada stasiun televisi lokal A Haber.
Temel Kotil menambahkan, Hurjet mampu membawa satu ton bahan peledak dan mesin jet yang ekonmis sehingga memiliki tempat di pasar internasional. Untuk itu, TAI menawarkan Malaysia untuk memproduksi 15 dari kemungkinan pesanan 18 pesawat Hurjet.
“Saya berharap tawaran kami kepada teman-teman Malaysia akan positif. Ada prosedur tender dan kami berpartisipasi di dalamnya dengan menawarkan 3 pesawat akan diproduksi di Turki dan 15 untuk diproduksi di Malaysia di bawah lisensi, ”kata Kotil.
Menurut informasi yang belum dikonfirmasi, Malaysia siap membayar hingga USD960 juta untuk jet tempur ringan ini. Turki pun menawarkan pelatihan ringan dalam paket pembelian pesawat ini.
Ankara berencana untuk melakukan tes darat pada tahun 2022 dan tes penerbangan pertama direncanakan pada 18 Maret 2023. Kemudian produksi serial diharapkan langsung berjalan.
Turki diperkirakan akan menerima simulator TAI Hürjet pertamanya untuk Angkatan Udara pada akhir tahun 2025. Pada akhir tahun 2027 akan menerima unit pertama versi TAI Hurjet – C, versi tempur.
Akhir tahun lalu, Malaysia meluncurkan tender pembelian 18 pesawat tempur ringan yang dibutuhkan Royal Malaysian Air Force [RMAF]. Menurut sumber lokal Malaysia, sejauh ini enam perusahaan telah menyerahkan dokumen tender.
Di antaranya Korea Aerospace Industries dengan pesawat tempur ringan FA 50, China berpartisipasi dengan L-15, Italia berpartisipasi dengan Leonardo M-346, India menawarkan Tejas Malaysia, dan Federasi Rusia menawarkan MiG-35.
Sebelum peluncuran lelang di Malaysia, beredar opini publik bahwa pesawat tempur JF-17 Pakistan-India menjadi favorit untuk memenangkan lelang, namun kemudian ternyata pesawat ini tidak ikut atau tidak diperbolehkan mengikuti prosedur tender.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Sabtu (12/2/2022), pesawat jet bermesin tunggal ini memiliki beberapa varian, di antaranya kursi tandem, pelatih canggih supersonik, dan pesawat tempur ringan. Hurjet dikabarkan masih dalam pengembangan, tetapi Angkatan Udara Turki sudah memesan langsung dari awal produksi.
“Turki telah memesan 16 pesawat pelatihan dan tempur ringan TAI Hürjet. Turki membutuhkan pesawat ini, yang jauh lebih ekonomis daripada F-16 Amerika,” kata Prof Dr Temel Kotil, General Manager Turkish Aerospace Industries Inc kepada stasiun televisi lokal A Haber.
Baca Juga
Temel Kotil menambahkan, Hurjet mampu membawa satu ton bahan peledak dan mesin jet yang ekonmis sehingga memiliki tempat di pasar internasional. Untuk itu, TAI menawarkan Malaysia untuk memproduksi 15 dari kemungkinan pesanan 18 pesawat Hurjet.
“Saya berharap tawaran kami kepada teman-teman Malaysia akan positif. Ada prosedur tender dan kami berpartisipasi di dalamnya dengan menawarkan 3 pesawat akan diproduksi di Turki dan 15 untuk diproduksi di Malaysia di bawah lisensi, ”kata Kotil.
Menurut informasi yang belum dikonfirmasi, Malaysia siap membayar hingga USD960 juta untuk jet tempur ringan ini. Turki pun menawarkan pelatihan ringan dalam paket pembelian pesawat ini.
Ankara berencana untuk melakukan tes darat pada tahun 2022 dan tes penerbangan pertama direncanakan pada 18 Maret 2023. Kemudian produksi serial diharapkan langsung berjalan.
Turki diperkirakan akan menerima simulator TAI Hürjet pertamanya untuk Angkatan Udara pada akhir tahun 2025. Pada akhir tahun 2027 akan menerima unit pertama versi TAI Hurjet – C, versi tempur.
Akhir tahun lalu, Malaysia meluncurkan tender pembelian 18 pesawat tempur ringan yang dibutuhkan Royal Malaysian Air Force [RMAF]. Menurut sumber lokal Malaysia, sejauh ini enam perusahaan telah menyerahkan dokumen tender.
Di antaranya Korea Aerospace Industries dengan pesawat tempur ringan FA 50, China berpartisipasi dengan L-15, Italia berpartisipasi dengan Leonardo M-346, India menawarkan Tejas Malaysia, dan Federasi Rusia menawarkan MiG-35.
Sebelum peluncuran lelang di Malaysia, beredar opini publik bahwa pesawat tempur JF-17 Pakistan-India menjadi favorit untuk memenangkan lelang, namun kemudian ternyata pesawat ini tidak ikut atau tidak diperbolehkan mengikuti prosedur tender.
(wib)