Mengerikan, Monyet Uji Coba Chip Otak Neuralink Elon Musk Mati Mengenaskan
loading...
A
A
A
Belum Siap
Berdasarkan temuan PCRM, chip otak yang dikembangkan oleh Neuralink belum siap. ”Faktanya, hampir setiap monyet yang dipasang implan di kepalanya menderita efek kesehatan yang negatif,” ujar direktur advokasi penelitian PCRM Jeremy Beckham. “Mereka (Neuralink), sejujurnya, melukai dan membunuh hewan-hewan itu secara tidak langsung,” tambahnya.
Chip Neuralink memang ditanamkan dengan cara mengebor lubang ke tengkorak monyet. Tapi, efek sampingnya ternyata mengerikan. Salah satu primata mengalami infeksi kulit berdarah darah dan harus di-eutanasia.
Seperti film horror, monyet lainnya ditemukan dengan jari tangan dan kaki yang hilang dan harus dimatikan. ”Mungkin hasil dari mutilasi diri atau trauma lain,” beber Jeremy.
Sepertiga monyet lainnya mulai muntah tak terkendali tak lama setelah operasi, dan beberapa hari kemudian pingsan karena kelelahan lantas mati. Hasil otopsi mengungkap bahwa hewan-hewan tersebut menderita pendarahan otak.
PCRM telah mengajukan pengaduan ke Departemen Pertanian AS, menuduh UC Davis dan Neuralink melakukan sembilan pelanggaran Undang-Undang Kesejahteraan Hewan.
”Mayoritas monyet mengalami penderitaan ekstrim. Penyebabnya, selain perawatan yang tidak memadai, juga karena implan kepala yang invasif selama percobaan,” tulis pengaduan grup tersebut.
Implan yang sangat invasif dan perangkat keras terkait yang dimasukkan ke dalam otak dengan cara di-bor berdampak pada infeksi berulang pada hewan, yang secara signifikan membahayakan kesehatan mereka. ”Dampak lainnya adalah soal integritas penelitian,” tutur Jeremy.
Juru bicara kampus UC Davis menanggapi keluhan tersebut. Mereka berdalih bahwa selama penelitian pihaknya telah memberikan perawatan terbaik untuk para hewan. ”Penelitian terhadap hewan diatur secara ketat, dan UC Davis mengikuti semua hukum dan peraturan yang berlaku termasuk dari Departemen Pertanian AS,” ujar juru bicara kampus.
Ditambahkan, pihak kampus telah berhenti bekerja sama dengan Neuralink pada 2020. Neuralink sendiri belum mengeluarkan tanggapan.
Berdasarkan temuan PCRM, chip otak yang dikembangkan oleh Neuralink belum siap. ”Faktanya, hampir setiap monyet yang dipasang implan di kepalanya menderita efek kesehatan yang negatif,” ujar direktur advokasi penelitian PCRM Jeremy Beckham. “Mereka (Neuralink), sejujurnya, melukai dan membunuh hewan-hewan itu secara tidak langsung,” tambahnya.
Chip Neuralink memang ditanamkan dengan cara mengebor lubang ke tengkorak monyet. Tapi, efek sampingnya ternyata mengerikan. Salah satu primata mengalami infeksi kulit berdarah darah dan harus di-eutanasia.
Seperti film horror, monyet lainnya ditemukan dengan jari tangan dan kaki yang hilang dan harus dimatikan. ”Mungkin hasil dari mutilasi diri atau trauma lain,” beber Jeremy.
Sepertiga monyet lainnya mulai muntah tak terkendali tak lama setelah operasi, dan beberapa hari kemudian pingsan karena kelelahan lantas mati. Hasil otopsi mengungkap bahwa hewan-hewan tersebut menderita pendarahan otak.
PCRM telah mengajukan pengaduan ke Departemen Pertanian AS, menuduh UC Davis dan Neuralink melakukan sembilan pelanggaran Undang-Undang Kesejahteraan Hewan.
”Mayoritas monyet mengalami penderitaan ekstrim. Penyebabnya, selain perawatan yang tidak memadai, juga karena implan kepala yang invasif selama percobaan,” tulis pengaduan grup tersebut.
Implan yang sangat invasif dan perangkat keras terkait yang dimasukkan ke dalam otak dengan cara di-bor berdampak pada infeksi berulang pada hewan, yang secara signifikan membahayakan kesehatan mereka. ”Dampak lainnya adalah soal integritas penelitian,” tutur Jeremy.
Juru bicara kampus UC Davis menanggapi keluhan tersebut. Mereka berdalih bahwa selama penelitian pihaknya telah memberikan perawatan terbaik untuk para hewan. ”Penelitian terhadap hewan diatur secara ketat, dan UC Davis mengikuti semua hukum dan peraturan yang berlaku termasuk dari Departemen Pertanian AS,” ujar juru bicara kampus.
Ditambahkan, pihak kampus telah berhenti bekerja sama dengan Neuralink pada 2020. Neuralink sendiri belum mengeluarkan tanggapan.
(dan)